PRAKTIKUM VIII
Topik : Akar dan Modifikasiya
Tujuan :
Mengenal tipe-tipe akar dan bentuk-bentuknya serta modifikasinya dari akar pada
beberapa tumbuhan
Hari/ tanggal : Sabtu/
2 Mei 2015
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Baki
2. Alat tulis
Bahan : 1.
Rumput Teki (Cyperus rotundus)
2.
Lombok (Capsicum
sp.)
3.
Terong (Solanum
sp.)
4.
Wortel (Daucus carota L.)
5.
Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
6.
Singkong (Manihot utilissima Burm. F.)
7.
Laos (Alpinia galanga)
8.
Anggrek
Kalajengking (Arachis flos-aeris)
9.
Padi (Oryza
sativa L.)
10. Benalu (Loranthus sp.)
11. Sirih (Piper betle L.)
II. CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan
2.
Mengamati dan menentukan bagian-bagian akar:
leher akar, ujung akar, batang akar, cabang akar, serabut akar, rambut-rambut
akar, tudung akar.
3.
Mengamati tipe-tipe perakaran: serabut,
tunggang
4.
Mengamati bentuk modifikasi akar: tombak, gasing, benang.
5.
Mengamati bentuk-bentuk dari modifikasi akar:
akar udara, akar penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar napas, akar
tunjang, akar lutut, akar banir.
6.
Menggambar hasil pengamatan dan memberi
keterangan.
7.
Membuat laporannya.
III.
TEORI DASAR
Akar
adalah bagian pokok yang ketiga disamping batang dan daun bagi tumbuhan yang
tubuhnya sudah merupakan kormus, Akar pada umumnya mempunyai sifat-sifat yaitu
:
1.
Merupakan
bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah dengan arah tumbuh ke pusat
bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.
2.
Warnanya
keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
3.
Tumbuh
terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah jika dibandingkan
dengan batang.
4.
berbentuk
meruncing, sehingga lebih mudah untuk menembus tanah.
Bagi Tumbuhan akar mempunyai fungsi
untuk :
1.
Memperkuat
berdirinya tumbuhan
2.
Menyerap
air dan zat-zat makanan yang terlarut dalam air dari dalam tanah.
3.
Mengangkut
air dan zat-zat makanan ketempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan.
4.
Tempat
penimbunan makanan.
Bagian-bagian akar pada umumnya dapat
dibedakan menjadi 7, yaitu :
1.
Leher
akar atau pangkal akar (collum)
2.
Ujung
akar (apex radicis)
3.
Batang
akar (corpus radicis)
4.
Cabang-cabang
akar (radix lateralis)
5.
Serabut
akar (fibrilla radicalis)
6.
Rambut-rambut
akar (pilus radicalis)
7.
Tudung
akar (calyptra)
Pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua
macam system perakaran yaitu system akar tunggang (radix primaria) dan system
akar serabut (radix adventica). Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar
tunggang dibedakan atas :
1)
Akar
tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.
Akar tunggang yang
tidak bercabang ini biasanya berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat
penimbunan zat makanan cadangan sehingga memeliki bentuk yang istimewa seperti
:
a.
berbentuk
sebagai tombak (fusiformis)
b. berbentuk gasing (napiformis)
c. berbentuk benang (filiformis)
2)
Akar
tunggang yang bercabang
Akar tunggang ini berbentuk kerucut
panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya
bercabang lagi. Sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang,
dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, sehingga dapat diserap air dan
zat-zat makanan yang lebih banyak.
Sistem perakaran serabut pada
tanaman dapat di bedakan atas 3 hal yaitu :
1.
Akar
yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
2.
Akar-akar
serabut kaku keras dn cukup besar seperti tambang.
3.
Akar
serabut besar-besar hampir seperti lengan.
Dilihat dari cara hidup suatu
tanaman, maka pada berbagai jenis tumbuhan sering kita temukan akar-akar yang
mempunyai sifat dan fungsi khusus misalnya :
1.
Akar
udara atau akar gantung (radix aereus)
2.
Akar
penggerek atau akar penghisap (houstorium)
3.
Akar
pelekat (radix adligans)
4.
Akar
pembelit (orrhus radicalis)
5.
Akar
nafas (pneumatophora)
6.
Akar
tunjang
7.
Akar
lutut
8.
Akar
banir.
V. ANALISIS DATA
1.
Akar Rumput Teki (Cyperus
rotundus L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae.
Ordo : Cyperales.
Familia : Cyperaceae.
Genus : Cyperus.
Species : Cyperus rotundus L.
Sumber
: Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, rumput teki bertipe akar
serabut yaitu akar yang memiliki akar lembaga yang
dalam perkembangan selanjutnya mati dan kemudian disusul oleh sejumlah akar
yang mempunyai ukuran besar hampir sama, dan semuanya keluar dari pangkal akar.
Akar rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki
banyak anak cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar
rumput teki tumbuh memanjang dan menyebar di dalam tanah. Akar rumput ini bukan
berasal dari calon akar yang asli sehingga dapat dikatakan akar luar dengan
bentuk serabut yang kecil seperti benang.
Tanaman rumput teki ini biasanya
tumbuh berumpun, sehingga terdapat rimpang yang merayap berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan secara vegetatif. Rimpang ini adalah modifikasi dari cabang
yang berda di dalam tanah. Rimpang utuh berbentuk
jorong/bulat panjang sampai bulat telur memanjang, bagian pangkal dan ujungnya
meruncing, sangat keras, sukar patah. Panjang satu cm sampai 5,5 cm, garis
tengah 7 mm sampai 1,5 cm. Warna coklat muda sampai coklat kehitaman,
kadang-kadang berbintik putih, permukaan beruas-ruas, jarak antara tiap ruas
sampai kurang lebih 4 mm. Pada permukaan rimpang terdapat tunas-tunas, pangkal
akar, sisa-sisa pelepah dan serabut berasal dari sisa pelepah daun yang telah
koyak. Sisa pelepah daun berupa lembaran-lembaran tipis berbentuk tidak
beraturan berwarna coklat muda, coklat sampai kehitaman, terdapat terutama pada
pertengahan sampai bagian ujung rimpang. Pada rimpangnya yang sudah tua
terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam. Rasanya
sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi.
Menurut literatur, rimpang menjalar, berbentuk kerucut
yang besar pada pangkalnya, kadang - kadang melekuk, berwarna
cokelat, berambut halus berwarna cokelat atau cokelat kehitaman, keras, wangi
dan panjang 1,5-4,5 cm dengan diameter 5-10 mm (Dalimartha, 2009)
2. Akar Lombok (Capsicum sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio :
Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Subclassis : Asteridae.
Ordo :
Solanales.
Familia :
Solanaceae.
Genus : Capsicum.
Spesies : Capsicum sp.
Sumber : Steenis,
2002
Berdasarkan hasil pengamatan, akar
pada tanaman lombok mempunyai sistem perakaran tunggang yang tumbuh lurus ke
pusat bumi lombok memiliki akar tunggang karena tumbuhan lombok termasuk
tumbuhan dikotil, dengan bentuk akar berupa benang. Akar tunggang yaitu akar
pokok yang berasal dari akar lembaga. Kemudian akar lembaga tumbuh terus dan
membentuk cabang-cabang akar yang banyak dengan ukuran yang lebih kecil
daripada akar lembaga tadi. Bentuk akarnya adalah akar tunggang yang bercabang
(ramosus) dan tidak memiliki
modifikasi akar. Perakaran tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah
menyerap air) dan subur.
Menurut literatur,
akar tanaman cabai menyebar, tetapi dangkal.Cabang-cabang akar dan
rambut-rambut banyak terdapat dipermukaan tanah, semakin kedalam akar-akar
tersebut semakinberkurang. Ujung akar tanaman cabai hanya dapat menembus tanah
sedalam 30-40 cm (Tjahjadi, 1993).
3. Akar Terong (Solanum sp)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio
: Magnoliophyta.
Classis
: Magnoliopsida.
Sub classis : Asteridae.
Ordo
: Solanales.
Familia
: Solanaceae.
Genus
: Solanum.
Spesies
: Solanum sp
Sumber
: Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan akar
terong memiliki tipe akar tunggang dengan akar samping yang dangkal dan bertipe ramosus. Bentuk akarnya adalah benang karena walaupun
seperti akar serabut namun tidak begitu mengalami percabangan dan tidak
memiliki modifikasi akar. Pada terong dapat dilihat dengan jelas mana batang
akar sehingga dapat dibedakan, cabang akar, serabut akar dan rambut-rambut
akar. Terong
dikatakan akar tunggang karena pada terong akar primernya tumbuh terus menjadi
akar pokok, pada akar ini kemudian tumbuh caang-cabang dan serabut akar. Arah
tumbuh akar pokok geotropisme positif bersama rambut-rambut akarnya. Akar
berwarna coklat. Akar pokok lebih kaku dibanding cabang-cabangnya dan panjang
akar pokok lebih dominan dibanding cabangnya.
4. Akar Wortel (Daucus carota L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio :
Magnoliophyta.
Classis :
Magnoliopsida.
Sub Classis : Rosidae.
Ordo : Apiales.
Familia : Apiaceae.
Genus : Daucus.
Species : Daucus carota L.
Sumber
: Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, pada akar wortel merupakan akar
tunggang yang tidak bercabang-cabang. Meskipun ada cabang tetapi berbentuk
serabut kecil yang menyebar ke samping dengan warna kekuning-kuningan (putih
gading). Akar wortel mempunyai bentuk yang istimewa yaitu bentuk tombak karena
pangkalnya yang besar dan meruncing dan biasanya pada bagian ini menjadi tempat
penimbunan makanan akar sebagai percabangan. Akarnya ini merupakan modifikasi
yang disebut dengan umbi akar. Umbi akar ini berwarna kuning kemerahan dengan
bentuk bulat dan memanjang berdiameter 6 cm dan panjang 30 cm tergantung
varietesnya.
Menurut literatur, wortel (Daucus
carota L.) adalah tanaman semusim berbentuk rumput yang mempunyai umbi
berwarna kuning sampai kemerahan. Umbi ini terbentuk dari akar yang berubah
bentuk dan fungsi sehingga bisa dikonsumsi (Sunarjono,1984).
5. Akar Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio :
Magnoliophyta.
Classis :
Magnoliopsida.
Sub Classis :
Caryophyllidae.
Ordo :
Caryophyllales.
Familia :
Chenopodiceae.
Genus :
Pachyrrhizus.
Species :
Pachyrrhizus erosus Urb.
Sumber : Steenis,
2002
Berdasarkan
hasil pengamatan, bengkuang merupakan
tanaman yang memiliki sistem perakaran tunggang. Akar
bengkuang mengalami modifikasi menjadi umbi akar yang berfungsi sebagai tempat
penimbunan makanan cadangan. Akar bengkuang
berkembang menjadi umbi yang berbentuk bulat atau membulat seperti gasing yaitu memiliki pangkal akar yang besar dan membulat, cabangnya
berupa akar-akar serabut yang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing. Kulit umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna
putih dengan rasa yang manis. Ukuran umbi
bengkuang bervariasi bergantung pada kultivar, dapat mencapai diameter 5-30 cm. Pada bengkuwang dapat dilihat dengan jelas mana pangkal akar dan
ujung akarnya dan juga dapat ditemukan serabut akarnya. Akar atau umbi
bengkuwang tidak mengandung racun seperti halnya pada batang dan daunnya. Akar bengkuang memiliki kemampuan untuk bersimbiosis dengan Rhizobium yang
dapat menambat nitrogen dari udara.
6.
Akar Singkong (Manihot utilisima Burm. F.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub Classis : Rosidae
Ordo :
Euphorbiales
Familia :
Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Species : Manihot utilisima Burm. F
Sumber : Cronquist
1981
Berdasarkan
hasil pengamatan, tanaman singkong memiliki akar serabut yang bentuknya serabut
benang karena akar yang menyusun akar serabut tersebut kecil-kecil dan pada akarnya ini biasanya terdapat bagian yang mengalami
pembesaran bagian inilah yang merupakan tempat menyimpan cadangan makanan.
Bagian ini merupakan modifikasi dari akar yang disebut dengan umbi. Umbi atau akar pohon ini mempunyai panjang dengan fisik rata-rata bergaris
tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang
ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning kuningan.
Menurut literatur, umbi
yang terbentuk merupakan akar yang menggelembung dan berfungsi sebagai tempat
penampung makanan cadangan. Bentuk umbi biasanya bulat memanjang, terdiri atas:
kulit luar tipis (ari) berwarna kecokelat-coklatan (kering); kulit dalam agak
tebal berwarna keputih-putihan (basah); dan daging berwarna putih atau kuning
(tergantung varietasnya) yang mengandung sianida dengan kadar berbeda
(Suprapti, 2005).
7.
Akar Laos (Alpinia galanga)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Sub Classis :
Zingeberidae
Ordo :
Zingiberales
Familia :
Zingiberaceae
Genus :
Alpinia
Species :
Alpinia galanga
Sumber : Cronquist, 1981
Berdasarkan
hasil pengamatan, tanaman laos memiliki sistem perakaran serabut dengan bentuk
akar seperti benang. Akarnya merupakan modifikasi dari batang yaitu akar
rimpang. Rimpang laos ini sebenarnya adalah perubahan bentuk atau hasil
modifikasi dari batang berserta daun yang terdapat di dalam tanah.
Bercabang-cabang, tumbuh mendatar, dan dari segi ujungnya dapat tumbuh tunas
yang baru yang muncul di atas tanah, dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang kecil dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar
2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat agak kemerahan atau
kuning kehijauan pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan,
keras mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah
tua berserat kasar. Apabila dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak
kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan liat. Berdasarkan ukuran rimpangnya,
lengkuas juga dibedakan menjadi dua varitas, yaitu yang berimpang besar dan
kecil. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga kultivar lengkuas yang sudah
dikenal, yang dibedakan berdasarkan ukuran dan warna rimpang,yaitu lengkuas
merah, lengkuas putih besar, dan lengkuas putih kecil. Lengkuas mudah
diperbanyak dengan potongan rimpang yang bermata atau bertunas.
8. Akar Anggrek kalajengking (Arachis flos-aeris)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub
Classis : Liliidae
Ordo : Orchidales
Familia : Orchidaceae
Genus : Arachis
Species : Arachis
flos-aeris
Sumber :
Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, akar anggrek
kalajengking merupakan tumbuhan yang memiliki tipe akar serabut, bentuk akarnya
yaitu serabut benang. Anggrek kalajengking mempunyai akar yang cukup unik yaitu
memiliki perakaran gantung dan biasanya pada saat muda setelah agak tua akarnya
akan menyentuh tanah dan berubah fungsi menjadi akar tunjang yang seakan-akan
menunjang batang agar tidak roboh. Bergantung pada tingginya tempat permukaan
keluarnya akar ini dapat amat panjang. Selama masih menggantung, akar ini hanya
dapat membantu dalam penyerapan air dan zat gas di udara, dan sering kali
mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau udara yang disebut velamen, tetapi setelah mencapai tanah.
Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti akar biasa, yaitu
menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya
sering kali berubah menjadi batang. Akar anggrek berbentuk
silindris, berdaging, lunak dan mudah patah. Bagian ujung akar meruncing, licin
dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akan tampak berwarna putih keperakan pada bagian
luarnya dan hanya pada bagian ujung akar saja yang berwarna hijau atau
keunguan. Akar yang telah tua menjadi coklat dan mengering. Akar anggrek
berfungsi mengambil, menyerap dan mengantarkan zat hara ke seluruh bagian
tanaman. Fungsi lainnya adalah untuk menempelkan diri pada tempat atau media
tumbuh. Akar ini juga berfotosintesis karena mengandung butiran klorofil.
9. Akar Padi (Oryza sativa L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Liliopsida.
Sub Classis : Commelinidae.
Ordo : Cyperales.
Familia : Poaceae.
Genus : Oryza.
Species : Oryza sativa L.
Sumber : Steenis, 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, pada
padi yang kami amati memiliki tipe akar serabut, bentuk akarnya yaitu serabut
benang dimana cabang akarnya sangat banyak dan kecil-kecil dan hal ini jelas
merupakan ciri tanaman yang termasuk kelompok monokotil. Akarnya hanya terdiri
atas cabang akar dan untuk serabut akarnya sangat sulit dilihat. Bentuk akarnya
seperti benang yang berguna untuk memperluas bidang penyerapan dan untuk
memperkuat berdirinya batang. Pada akar padi ini tidak memiliki modifikasi
akar.
Menurut liteatur, akar pada tanaman
padi dapat dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu (1) akar tunggang, yaitu akar yang
tumbuh pada saat benih berkecambah; (2) akar serabut, yaitu akar yang tumbuh
setelah padi berumur 5-6 hari dan berbentuk akar tunggang yang akan menjadi
akar serabut; (3) akar rumput, yaitu akar yang keluar dari akar tunggang dan
akar serabut, dan merupakan saluran pada kulit akar yang berada di luar, serta
berfungsi sebagai pengisap air dan zat makanan; (4) akar tanjuk, yaitu akar
yang tumbuh dari ruas batang rendah (Aak, 1990).
10. Akar Benalu (Loranthus sp)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Magnoliopsida
Sub Classis : Rosidae
Ordo :
Santalales
Familia :
Loranthaceae
Genus : Loranthus
Species : Loranthus sp
Sumber : Steenis,
2002
Berdasarkan hasil pengamatan, akar benalu merupakan
tumbuhan yang memiliki tipe akar tunggang, bentuk akarnya yaitu tunggang
bercabang dan memiliki modifikasi akar penggerek atau akar penghisap. Akar
penggerek atau akar penghisap yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang
hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air ataupun zat makanan dari
inangnya. Akar penggerek ini berupa akar-akar pendek yang melekat pada tuan
rumahnya, tetapi juga menghisap air dan zat-zat makanan. Akar penghisap pada tumbuhan
benalu ini nampak pipih menggembol dan melekat pada cabang inangnya. Akarnya
ini berupa haustorium yang merupakan penghubung antara benalu dengan inangnya,
dan modifikasi akar ini akan menembus kulit dari inangnya tapi tidak sampai ke
bagian kayu yang dalam, melalui akar ini benalu mengambil sari makanan dari
inangnya. Loranthus sp tergolong kedalam kelompok tumbuhan yang yang
hanya mengambil makanan yang bersifat anorganik saja dari inangnya, karena
tumbuhan parasit ini mempunyai daun yang berklorofil yang dapat digunakan untuk
mengadakan fotosintesis maupun asimilasi.
11. Akar Tanaman sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae.
Divisio :
Magnoliophyta.
Classis :
Magnoliopsida.
Sub classis :
Magnoliidae.
Ordo :
Piperales.
Familia :
Piperaceae.
Genus : Piper.
Species : Piper betle L.
Sumber : Steenis,
2002
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman sirih mempunyai sistem perakaran
serabut, yaitu akar yang semuanya
keluar dari pangkal batang. Akar-akar serabut ini mempunyai bentuk seperti benang (filiformis). Akar pada tanaman sirih merupakan suatu
modifikasi untuk memenuhi fungsinya dari akar yang disebut akar pelekat yaitu
akar-akar yang keluar pada buku-buku batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk
melekatkan diri pada penunjangnya. Akar jenis ini dimiliki oleh tumbuhan-tumbuhan
yang merambat/memanjat. Akar ini warnanya coklat dengan sedikit menjurus pada
warna kuning khas akar lainnya.
VI.
KESIMPULAN
1.
Pada
tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran yaitu sistem akar
tunggang dan sistem serabut.
2.
Berdasarkan
percabangan dan bentunya, akar tunggang dapat dibedakan atas: akar tunggang
yang tidak bercabang atau sedikit bercabang dan akar tunggang yang bercabang.
3.
Pada
praktikum ini, tumbuhan yang mempunyai akar tunggang yang tidak atau sedikit
bercabang: berbentuk tombak misalnya pada wortel dan berbentuk gasing misalnya
pada bengkuwang.
4.
Pada
praktikum ini, tumbuhan yang mempunyai akar tunggang yang bercabang yaitu
terdapat pada lombok, terong, dan benalu
5.
Sistem
perakaran serabut pada tanaman dapat dibedakan atas 3 hal yaitu: akar yang
menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, akar-akar serabut kaku
keras dan cukup besar seperti tambang, dan serabut besar-besar hampir sebesar
lengan
6.
Pada
praktikum ini, tumbuhan yang memiliki akar serabut berbentuk benang yaitu
terdapat pada akar rumput teki, singkong, laos, anggrek kalajengking, padi, dan
sirih
7.
Pada
praktikum ini, tumbuhan yang mengalami modifikasi akar menjadi umbi yaitu pada
tanaman wortel, bengkuwang, dan singkong. Tumbuhan yang mengalami modifikasi
akar menjadi akar udara yaitu pada akar anggrek kalajengking, yang mengalami
modifikasi akar pelekat yaitu pada sirih, dan yang mengalami modifikasi menjadi
akar penggerek atau penghisap yaitu pada benalu.
0 komentar:
Posting Komentar