Sabtu, 30 Mei 2015

Praktikum V Morfologi Tumbuhan



PRAKTIKUM V
Topik                   : Bunga tunggal
Tujuan                  : Mengenal bunga tunggal dan bagian-bagiannya
Hari/Tanggal        : Sabtu/  4 April 2015
Tempat                : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.          ALAT DAN BAHAN
Alat:
1.      Baki
2.      Alat tulis
3.      Kamera digital
Bahan:
1.      Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensisL.)
2.      Bunga mawar (Rosa sp)
3.      Bunga kaca piring (Gardenia augusta)
4.      Bunga pepaya (Carica papaya)
5.      Bunga waru (Hibiscus tiliaceus L.)

  II.     CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mengamati bagian-bagian bunga: tangkai bunga (pedicellus), kelopak (calys), mahkota (corolla), tenda bunga (perigonium), putik (stigma), benang sari (stamea), pendukung putik dan benang sari (andriginifor), bakal buah (karpelum), daun pemikat (lokblad).
3.      Menggambar hasil pengamatan dan membuat foto pengamatan.
4.      Membuat laporannya.




 III.   TEORI DASAR
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalam satu bunga.Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.) yaitu sebagai berikut:
1.      Kelopak bunga atau calyx.
2.      Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan.
3.      Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari
4.      Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
Alat perkembangbiakan pada tumbuhan dibedakan dalam dua golongan, yaitu yang bersifat vegetatif dan yang generatif. Alat perkembangbiakan tersebut bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga. Pada bunga inilah terdapat bagian-bagian yang setelah terjadi peristiwa persarian (penyerbukan) dan pembuahan akan menghasilkan bagian tumbuhan yang disebut buah, yang didalamnya terkandung biji dan biji inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru.
Ditinjau dari homologinya, bunga diinterpretasikan sebagai suatu pucuk yang termodifikasi daunnya. Bunga terdiri atas sebuah sumbu tempat daun-daun bunga tumbuh. Bunga yang mempunyai organ berupa kelopak, mahkota, stamen dan putik disebut bunga lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak lengkap misalnya tidak mempunyai alat kelamin. Jika hanya mempunyai alat kelamin jantan saja maka bunga itu disebut bunga jantan dan jika hanya mempunyai alat kelamin betina saja maka bunga itu disebut bunga betina. Dan bila kedua macam uniseksual itu terdapat pada satu tumbuhan maka tumbuhan itu disebut berumah satu dan jika terpisah maka disebut tumbuhan berumah dua. Tumbuhan yang mempunyai bunga sempurna (bunga jantan dan bunga betina) disebut poligami.
Tumbuhan yang memiliki satu bunga saja dinamakan tumbuhan berbunga tunggal (planta uniforal). Sedangkan lainnya tumbuhan berbunga banyak (planta multifloral). Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian yang terdiri dari :
a.    Tangkai bunga (pedicellus)
b.   Dasar bunga (receptaculum)
c.    Hiasan bunga (perianthium)
Bagian-bagian hiasan bunga tersusun dalam dua lingkaran, yaitu :
1.                     Kelopak (kalyx)
2.                     Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla)
            Pada suatu bunga sering kita dapati tidak ada hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), atau hiasan bunga yang tidak adapat dibedakan dalam kelopak atau mahkotanya, dengan kata lain kelopak dan mahkota sama baik bentuk dan warnanya. Hiasan bunga yang demikian dinamakan tenda bunga (perigonium).
a.       Alat-alat kelamin jantan (androecium)
b.      Alat-alat kelamin bentina (gynacium)
      Berdasarkan bagian-bagian tumbuhan yang terdapat pada bunga kecuali tangkai dan dasar bunga, maka bunga dapat dibedakan dalam :
1.      Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus) Definisi bunga sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik . Bagian di atas tangkai bunga agak membesar, disebut dasar bunga. Saat bunga masih kecil, dasar bunga ini dibungkus oleh kelopak bunga. Mahkota merupakan tampilan paling indah pada bunga. Benang sari berada di antara mahkota bunga dan mempercantik tampilan bunga. Benang sari ini berbentuk seperti benang, biasanya dengan warna yang berbeda dengan mahkota bunga. Benang sari merupakan alat kelamin jantang pada bunga. Dengan benang sari, bunga terlihat lebih indah dan mempesona. Di tengah-tengah benang sari tumbuh putik, biasanya dengan bentuk, warna, di ukuran yang berbeda. Putik merupakan alat kelamin betina pada bunga. Akan tetapi tidak semua bunga memiliki putik atau benang sari. Bunga yang memiliki benang sari dan putik pada satu bunga, pada saat penyerbukan tidak memerlukan sel kelamin dari bunga lain, karena kedua jenis sel kelamin sudah terdapat pada bunga itu
2.   Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos in-completus), Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki alat kelamin jantan ataupun betina pada satu bunga saja. Itu artinya diperlukan minimal dua bunga yang memiliki alat kelamin yang berlainan. Bunga ini biasa disebut juga bunga berumah satu (monoesis). Contoh bunga tidak sempurna adalah bunga salak, Vanili, pepaya (pada beberapa spesies), sawit, kelapa, jagung dan melinjo.
V. ANALISIS DATA
1.         Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi:
Kingdom         :Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Malvales
Family             : Malvaceae
Genus              : Hibiscus
Species            : Hibiscus rosa-sinensis L.
Sumber            : Cronquist. 1981
                        Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) tergolong ke dalam jenis bunga lengkap karena memiliki bagian-bagian atau struktur penyusun bunga yang lengkap. Bunga sepatu ini mempunyai bagian - bagian bunga yaitu diantaranya: kepala putik, benang sari, mahkota, kelopak, dan kelopak tambahan. Bunga ini memilki bunga yang besar dan terpencar atau tepisah-pisah (flores sparsi).                       
                                          Bunga sepatu berbentuk terompet di ketiak daun. Kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, berwarna hijau kekuningan. Setiap bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak, yang masing-masing dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) yang berjumlah 7. Hal ini membuat kelopak bunga seperti terdiri dari dua lapis kelopak bunga. Epicalyx berbentuk lanset garis. Hampir selalu lebih pendek dari pada calyx. Calyx berbentuk tabung setengah bercangap lima. Corolla berbentuk bulat telur terbalik, seperti baji, dengan panjang 5,5-8,5 cm. Warna bunga merah dnegan noda tua pada pangkal. Dasar bunganya berbentuk seperti cawan, yakni daun-daun kelopak duduknya seakan-akan pada tepi bangunan seperti cawan tadi, sedangkan putik di tengah di tengah pada bagian dasar bunga yang lebih rendah letaknya daripada temapat duduknya kelopak dan tajuk bunga. Tangkai bunganya (pedicellus) agak panjang.
Berdasarkan simetri pada bunga, bunga sepatu tergolong bunga bersimetri banyak atau beraturan (polysimetri, regularis, atau actinomorphus). Bunganya terletak di ujung, dan bakal buah terletak di dasar. Tangkai putik yang berwarna merah berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Tanaman ini memiliki benang sari yang filamen seluruhnya bersatu dalam satu berkas/setukal (mono=satu, adelphus=tukal) sehingga membentuk tabung yang membungkus putik. Benang sarinya banyak dan kepala sari berwarna kuning. Biji terdapat di dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Putik (pistillum) menjulur ke luar dari dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke samping.
Berdasarkan alat kelaminnya, bunga sepatu juga tergolong ke dalam jenis bunga sempurna karena ia memiliki putik dan benang sari dalam satu bunga. Karena hal tersebut, bunga sepatu juga dapat disebut bunga hermafrodit atau banci. Bunga sepatu terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian steril dan bagian fertil. Bagian steril adalah bagian bunga yang bukan merupakan organ reproduksi. Bagian steril bunga terdiri dari ibu tangkai bunga (pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), daun pelindung (brachtea), dasar bunga (receptacle), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga yang meliputi kelopak bunga (sepal) dan mahkota bunga (petal). Berbeda dengan bagian steril, bagian fertil bunga adalah bagian yang merupakan organ reproduksi yang benang sari dan putik (pistillum).  Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Tanaman bunga sepatu tergolong ke dalam tanaman perdu atau semak tahunan yang tumbuh tegak. Di daerah tropis atau di rumah kaca tanaman berbunga sepanjang tahun, sedangkan di daerah subtropis berbunga mulai dari musim panas hingga musim gugur. Pada bunga ini, daun bertangkai berbentuk bulat telur, kebanyakan tidak berlekuk, tepi daun bergerigi kasar, dan ujung runcing. Tangkai bunga beruas.  Daun penumpu ini kecil berbentuk rambut tidak persisten (stipula), terdapat dipucuk tanaman mempunyai stamen membentuk satu tabung disebut stamenal colloum jadi stamen ini yaitu daun yang berubah bentuk dan warna. 
Menurut literatur, Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) merupakan tanaman perdu dengan tinggi 1-4 m. Memiliki daun bertangkai, bulat telur, meruncing, kebanyakan tidak berlekuk, bergerigi kasar, dengan ujung runcing dan pangkal bertulang daun menjari. Daun penumpu berbentuk garis. Tangkai bunga beruas. Bunga berdiri sendiri, berada di ketiak batang, tidak atau sedikit menggantung. Kelopak berbentuk tabung. Daun mahkota bulat telur terbalik dengan panjang sekitar 5,5-8,5 cm, merah dengan noda tua pada pangkalnya, berwarna daging, oranye, atau kuning. Panjang tabung benang sari kurang lebih sama seperti mahkotanya (Steenis C.G.G.J., 2008).

2.        Bunga mawar (Rosa sp)
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Rosidae
Ordo                : Rosales
Familia : Rosaceae
Genus              : Rosa
Species            : Rosa sp
Sumber            : Cronquist. 1981
Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga mawar (Rosa sp) tergolong ke dalam jenis bunga lengkap karena memiliki bagian-bagian atau struktur penyusun bunga yang lengkap. Bunga mawar memiliki bagian-bagian bunga yaitu  tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga,  mahkota bunga, putik, dan benang sari.
Bunga mawar ini merupakan bunga tunggal yang tumbuh di ketiak daun. Bertalian dengan simetri pada bunga, bunga mawar tergolong bunga bersimetri banyak atau beraturan (polysimetris, reglaris, atau actinomorphus). Mahkota (corolla) berwarna indah, terdapat putik (stigma) dan benang sari (stamen), serta pendukung putik dan benang sari (danriginifor) yang sangat pendek. Ovari terletak dibagian bawah daun mahkota dan daun kelopak. Benang sari dan putiknya tersusun pada dasar bunga (Receptackle) yang berbentuk guci, dasar bungaya apabila sudah matang akan menjadi semacam buah buni/hip yang dalamnya berisi bji (Achenes). Benang sari berjumlah banyak. Tangkai sari pada waktu kuncup kerapkali membengkok. Kepala sari kecil dan beruang dua. Dasar bunga sebagai pendukung tajuk bunga atau antofor (anthophorum), yaitu bagian dasar bunga tempat duduknya daun-daun bunga. Bentuk dasar bunga meyerupai kerucut, hingga putik yang  berada di tengah-tengah duduknya paling tinggi, juga disini duduknya bakal buah dikatakan menumpang (susperus). Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya berkatup (valvata) yaitu tepi daun-daun kelopak atau mahkota tidak bersentuhan sama sekali satu sama lain. Tangkai bunganya (pedicellus) agak panjang, dilanjutkan dengan dasar bunga yang menumpang bunga, kemudian mahkota bunga yang sangat rapat berlapis-lapis berbentuk spiral yang baunya sangat disukai karena harum dan wangi yang menempel pada bagian dasar bunga. Pada bunga ini memiliki kelopak (calyx) dengan tepi berbagi
            Berdasarkan alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, bunga mawar tergolong bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus). Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan. Jika memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit. Bunga mawar termasuk berkelamin sempurna (hermafrodit), artinya dalam satu bunga terdapat putik atau bunga jantan dan benang sari atau bunga betina.
Pada bunga mawar adanya duri-duri tajam pada batangnya, dengan kulit batang halus licin dan dapat berkembang biak dengan cara stek. Bunga mawar akan menghasilkan buah yang dinamakan rose hips, dimana masing-masing putik akan menghasilkan buah tunggal. Tinggi tanaman ini bervariasi, mulai dari beberapa centimeter sampai dengan beberapa meter, daunnya berselang dan bersirio ganjil, serta dilengkapi dengan daun penumpu. Daunnya majemuk menyirip gasal karena diujung ibu tangkai serta terdapat anak daun yang tersendiri dan biasanya anak daun tersebut lebih besar dari pada yang lainnya.
Menurut literatur, bunga mawar tediri dari lima helai daun mahkota. Pada Rosa sericea hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Warna bunga biasanya putih, merah jambu, kuning, dan merah pada beberapa spesies. Tajuk bunga mawar atau mahkota-bunga mawar (corolla) terdiri dari beberapa helai daun tajuk (pelata). Daun tajuk lebih halus, lemas, dan indah warnanya. Pada mawar terdapat daun tajuk yang jumlahnya jauh lebih banyak dari pada daun kelopak. Kehalusan, warna, dan bentuk tajuknya menentukan kecantikan bunga (Tim Karya Tani Mandiri, 2010)

3.        Bunga kaca piring (Gardenia augusta)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliphyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Asteriidae
Ordo                : Rubiales
Familia : Rubiaceae
Genus              : Gardenia
Species            : Gardenia augusta Merr.
Sumber            : Cronquist. 1981
Berdasarkan hasil pengamatan, pada bunga kaca piring hanya muncul satu di ujung-ujung tangkai, oleh karenanya disebut bunga tunggal. Pada pengamatan pada bunga bunga kaca piring didapat bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, dan putik. Bunga kaca piring termasuk ke dalam bunga sempurna serta tergolong bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus) karena mempunyai putik dan benang sari dalam satu bunga. Bunga kaca piring juga termasuk dalam bunga lengkap karena mempunyai tangkai bunga, dasar bunga, hiasan bunga (kelopak dan mahkota), alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina.
Bunga sewaktu baru mekar berwarna putih bersih, tapi sedikit-sedikit berubah warna menjadi krem kekuningan. Bunga kaca piring mempunyai warna mahkota yang putih bersih yang sangat rapat berlapis-lapis sama seperti bunga mawar yang mana berbentuk spiral yang baunya pun sangat disukai karena harum dan wangi yang menempel pada bagian dasar bunga. Mahkotanya terdiri atas 6 petala walaupun sebagian kultivar mempunyai bunga ganda. Kemudian mahkota (corolla) bunga berwarna putih. Dilihat pada bagian tengah pada mahkota bunga ini terdapat benang sari dan putik namun jarang sekali terjadi peristiwa persarian yang menyebabkan bunga ini jarang ada bahkan tidak ada bijinya yang mana biji adalah hasil dari persarian tersebut.  Tangkai bunganya tidak cukup panjang, dilanjutkan dengan dasar bunga yang menumpang bunga, kemudian ada kelopak bunga yang menempel lanjutan dari tangkai bunga dan bercangap 5. Tabung kelopak bunga ukurannya kecil dan pendek, berusuk, tepi berbagi hingga pangkal menjadi 6 taju yang panjang. Berbentuk garis lanset. Daunnya berbentuk oval, tebal, licin dan mengkilap pada permukaan telapak daun bagian atasnya.
Kaca piring termasuk tumbuhan perdu yang berumur tahunan serta banyak memiliki cabang, ranting maupun daun yang lebat. Kaca piring mudah tumbuh disembarang tempat, baik di daerah dingin maupun panas. Namun, tumbuhan ini lebih cocok di daerah pegunungan atau lokasi yang tingginya lebih dari 400 meter di atas permukaaan laut. Batang pohonnya mampu mencapai ketinggian berkisar 1-2 meter. Kaca piring (Gardenia augusta) banyak dipelihara orang sebagai tanaman hias atau pagar hijau yang memiliki aroma bunga harum.
4.    Bunga pepaya (Carica papaya)
Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Violales
Family             : Caricaceae
Genus              : Carica
Species            : Carica papaya L.
Sumber            : Steenis. 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga pepaya merupakan bunga tunggal. Bunga pepaya termasuk bunga tidak lengkap karena memiliki tenda bunga. Tenda bunga dalah hiasan bunga yang tidak dapat dibedakan anatra kelopak dan tajuk bunganya. Bagian-bagian yang menyusun tenda bunga disebut daun tenda bunga (tepala).
Bunga pada tanaman papaya terletak di ketiak daun. Pepaya termasuk golongan tumbuhan poligam (polygamus), karena pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina purna. Biasanya poligam dimaksud untuk menunjukan sifat tumbuhan bertalian dengan sifat bunga tali yang memperlihatkan suatu kombinasi bukan berumah satu dan juga bukan berumah dua. Bunga jantan adalah bunga yang hanya memiliki benang sari saja, sedangkan bunga betina hanya memiliki putik saja. Kedua jenis bunga tersebut disebut bunga berjenis kelamin satu atau uniseksual. Jenis bunga yang memiliki putik dan benang sari disebut sebagai bunga sempuma/hermaprodit. Oleh karena memiliki dua kelamin, bunga sempuma termasuk bunga biseksual. Pepaya termasuk tanaman yang menyerbuk silang. Penyerbukan sebagian besar dibantu oleh angin (anaemophyly, anaemogamy) dan serangga (entomophily, entomogamy).
Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk. Pepaya jantan mudah dikenal karena ia memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama yang terdapat pada pangkal tangkai adalah bunga jantan. Bunga jantan ini memiliki ciri-ciri putik atau bakal buah yang tidak berkepala karenanya tidak dapat menjadi buah, sedangkan benang sari susunannya sempurna. Daun bunga berjumlah 5 helai, letaknya saling melekat pada bagian bawah sehingga membentuk tabung, sedangkan bagian atasnya saling terlepas seolah-olah mirip bentuk corong. Benang sarinya terdapat 10 helai. Pada ujung rangkaian bunga biasanya terdapat beberpa bunga sempurna yang bentuk bakal buahna bulat telur. Bunga sempurna ini dapat menjadi buah yang bentuknya bulat telur dan kecil-kecil atau disebut buah pepaya gantung.
Pada bunga pepaya betina, tangkai bunga sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yg besar akan menjadi buah. Pepaya betina memiliki bakal buah sempurna, tapi tidak terdapat benang sari. Pepaya jenis ini umumnya terus berbunga sepanjang tahun. Daun bunga terdiri atas 5 helai dan letaknua terlepaas satu sama lain. Bunga ini tidak memiliki benang sari, bakal buah berbentuk bulat atau bulat telur dan tepinya rata. Bunga betina dapat menjadi buah bila diserbuki tepung sari bung jantan dari tanaman lain. Buah yang dihasilkan dari bunga betina bentuknya bulat telur atau bulat dengan tepi yang rata.
Pada pepaya juga terdapat bunga sempurna, yakni memiliki putik dan benang sari (hermaphroditus). Bakal buah dan benang dari dapat melakukan penyerbukan sendiri. Pepaya jenis ini dapat dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu: memiliki benang sari dan bakal buah bulat, memiliki benang sari 10 dan bakal buah lonjong, memiliki benang sari 2-10 dan bakal buah mengkerut.
5.        Bunga waru (Hibiscus tiliaceus)
Klasifikasi:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Liliopsida
Ordo                : Cyperales
Family             : Cyperaceae
Genus              : Hibiscus
Species            : Hibiscus tiliaceus
Sumber            : Steenis. 2002
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga waru merupakan bunga tunggal. Pada pengamatan, bunga waru didapat bagian-bagian bunga yaitu tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga, mahkota bunga, putik, benang sari, tangkai putik, dan tangkai benang sari. Bunga waru termasuk ke dalam bunga sempurna karena mempunyai putik dan benang sari dalam satu bunga. Bunga waru juga termasuk dalam bunga lengkap karena mempunyai bagian-bagian yaitu tangkai bunga, dasar bunga, hiasan bunga, alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina.
Mahkota bunga waru berwarna kuning terang dengan 5 buah petala. Petala berbentuk kipas. Pada mahkota ada noda merah kecoklatan di bagian pangkal. Kelopak terdapat dibawah mahkota. Bakal buah terdapat di dalam bunga ditutupi mahkota. Putik berwarna merah dan benang sari yang berwarna kuning. Tabung benang sari keseluruhan ditempati benang sari, bagian atas tangkai sari dan kepala sari bebas tumbuh ke samping berwarna kuning. Buahnya kotak, bentuk bulat telur, terbagi menjadi 5 ruang, tiap ruang dibagi lagi menjadi dua bagian oleh sekat semu, bakal biji pada setiap buah berjumlah banyak. Buah berbentuk telur, berparuh pendek, panjang 3cm, berruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup. Biji kecil, berwarna cokelat muda.
Pohon waru cepat tumbuh sampai tinggi 5-15 meter, garis tengah batang 40-50 cm; bercabang dan berwarna coklat. Daun merupakan daun tunggal, berangkai, berbentuk jantung, lingkaran lebar/bulat telur, tidak berlekuk dengan diameter kurang dari 19 cm. Daun menjari, sebagian dari tulang daun utama dengan kelenjar berbentuk celah pada sisi bawah dan sisi pangkal. Sisi bawah daun berambut abu-abu rapat. Daun penumpu bulat telur memanjang, panjang 2.5 cm, meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin.
Menurut literatur, bunga waru merupakan bunga tunggal, bertaju 8-11. Panjang kelopak 2.5 cm beraturan bercangap 5. Daun mahkota berbentuk kipas, panjang 5-7 cm, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal, bagian dalam oranye dan akhirnya berubah menjadi kemerah-merahan. Tabung benang sari keseluruhan ditempati oleh kepala sari kuning. Bakal buah beruang 5, tiap rumah dibagi dua oleh sekat semu, dengan banyak bakal biji. Buah berbentuk telur berparuh pendek, panjang 3 cm, beruang 5 tidak sempurna, membuka dengan 5 katup (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Waru banyak terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

VI.        KESIMPULAN


  1. Bunga tunggal adalah bunga yang pada setiap tangkai hanya terdapat satu bunga saja. 
      2.  Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completusl) adalah bunga yang terdiri atas 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan satu lingkaran daun-daun buah.
    3.      Pada praktikum ini yang termasuk bunga lengkap yaitu bunga sepatu, bunga mawar, bunga kaca piring, dan bunga waru, sedangkan bunga papaya termasuk ke dalam bunga tidak lengkap.
    4.      Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah bunga sempurna dan lengkap karena terdapat kelopak, mahkota, alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina.
    5.      Bunga mawar (Rosa sp.) adalah bunga sempurna dan lengkap karena terdapat kelopak, mahkota, alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina.
    6.      Bunga kaca piring (Gardenia augusta) adalah bunga sempurna dan lengkap karena terdapat kelopak, mahkota, alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina.
    7.      Bunga pepaya (Carica papaya L) adalah bunga tidak lengkap karena memiliki tenda bunga. Bunga pepaya termasuk monodioecious yaitu berumah tunggal sekaligus berumah dua dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit).
    8.      Bunga waru (Hibiscus tiliaceus) adalah bunga sempurna dan lengkap karena terdapat kelopak, mahkota, alat kelamin jantan, dan alat kelamin betina.

0 komentar:

Posting Komentar