PRAKTIKUM
1
Topik :
Daun Tunggal dan Bagian-bagiannya
Tujuan :
Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal
Hari/tanggal :
Sabtu/ 21 Februari 2015
Tempat :
Laboraturium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat-alat
1.
Baki/Nampan
2.
Alat tulis
B.
Bahan-bahan
1.
Daun
Bambu (Bambusa sp)
2.
Daun
Tebu (Saccharum officinarum I.)
3.
Daun
Pisang (Musa paradisiaca L.)
4.
Daun
Jarak (Ricinus communis L.)
5.
Daun
Widelia (Widelia sp)
6.
Daun
Keladi (Colocasia sp)
7.
Daun
Mangga (Mangifera indica L.)
II.
CARA KERJA
1. Mengamati
bagian-bagian daun: tangkai (petiolus),
pelepah (vagina), helaian (lamina), lidah-lidah (ligula).
2. Mengamati bangun
daun: lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, garis, pita, dsb.
3. Mengamati ujung
daun: runcing, meruncing, bulat, tumpul, membulat, rompang/rata, berbelah,
berduri.
4. Mengamati pangkal
daun: runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5. Mengamati tepi daun:
rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, berombak, berlekuk,
bercangap, berbagi.
6. Mengamati daging
daun: tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti perkamen,
seperti kulit, berdaging.
7.
Mengamati
pertulangan daun: menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8. Mengamati permukaan
atas dan bawah daun: gundul, licin ( mengkilat, suram, berselaput lilin ),
kasap, berkerut, berbingkul-bingkul, berbulu (jarang, halus dan rapat kasar).
9.
Mengamati warna
daun pada permukaan atas dan bawah.
10. Menggambar hasil pengamatan.
III.
DASAR TEORI
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya
tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada
batang, bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar. Kaya akan suatu zat warna hijau daun
yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai alat untuk :
1.
Pengambilan zat-zat
makanan (reabsorbsi)
2.
Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3.
Penguapan air (transpirasi)
4.
Pernapasan (respirasi)
A.
Bagian-bagian daun
Daun lengkap terdiri dari tiga bagian yaitu:
1.
Upih daun atau pelepah
daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiolus)
3.
Helaian daun (lamina)
Ada beberapa macam contoh
tumbuhan yang mempunyai daun lengkap misalnya : pohon pisang (Musa paradisiaca L.), pohon pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp), dan lain-lain.
B.
Bangun/bentuk daun
(Circumcriptio)
Berdasarkan letak bagian daun terlebar itu dapat dibedakan empat golongan daun, yaitu daun dengan :
Berdasarkan letak bagian daun terlebar itu dapat dibedakan empat golongan daun, yaitu daun dengan :
1.
Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah
helaian daun.
Tumbuhan yang
memiliki daun yang bagian terlebarnya terletak di tengah-tengah helaian daun
kemungkinan bangun daunnya adalah seperti berikut :
a.
Bulat atau bundar (orbicularis)
Jika panjang : lebar = 1 : 1.
Contoh bangun daun yang seperti itu ialah pada Victoria regia, Nelumbium nelumbo Druce (teratai besar), dan lain-lain.
b.
Perisai (peltatus)
Daun yang biasanya bangun bulat
tetapi mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pada pangkal daun. Melainkan
pada bagian tengah helaian daun, misalnya pada daun jarak (Ricinus communis L)
c.
Jorong (ovalis atau ellipticus)
Jika perbandingan panjang :
lebar = 1,5-2 : 1. Seperti pada daun
nangka (Artocarpus integra Merr.) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L).
d.
Memanjang (oblongus)
Jika panjang : lebar = 2,5-3 :
1. Misalnya daun srikaya (Annona squamosa
L ).
e.
Lanset ( lanceolatus
)
Jika panjang : lebar = 3-5 : 1.
Misalnya daun kamboja (Plumiera acuminata).
Jika misalnya
bangun daun diantara jorong bulat memanjang, maka daun dapat dikatakan bangun jorong-memanjang (elliptico-oblongus). Jika di antara memanjang dan bangun lanset
disebut memanjang-bangun lanset (oblongo-lanceolatus).
2.
Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah
helaian daun
Daun-daun yang
mempunyai bagian terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam
dua golongan, yaitu :
A.
Pangkal daunnya tidak bertoreh
a.
Bangun bulat telur (ovatus)
Misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) dan daun
lombok rawit (Capsicum frutescens L.).
b.
Bangun segitiga (triangularis)
Bangun
daun seperti segitiga sama kaki. Misalnya daun
bunga pukul empat (Mirabilis
jalapa L.).
c.
Bangun delta (deltoideus)
Bangun
daun seperti segitiga sama sisi. Misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook. Et Arn.)
d.
Bangun belah
ketupat (rhomboideus)
Bangun daun seperti segi empat
yang sisinya tidak sama panjang. Misalnya anak daun yang di ujung daun
bangkuwang (Pachyrrizus erosus Urb.)
B.
Pangkal daun bertoreh atau berlekuk
a.
Bangun jantung (cordatus)
Yaitu bangun seperti bulat
telur tetapi pangkal daun memperlihatkan suatu lekukan. Misalnya daun waru (Hibiscus tiliaceus L.)
b.
Bangun ginjal (reniformis)
Yaitu daun yang pendek lebar
dengan ujung yang tumpul atau membulat dan pangkal yang berlekuk dangkal.
Misalnya daun pagagan atau daun kaki kuda (Centella
asiatica Urb.)
c.
Bangun anak panah (sagittatus)
Daun yang tak seberapa lebar,
ujung tajam dan pangkal dengan lekukan lancip pula. Demikian juga bagian
pangkal daun dikanan kiri lekukannya seperti pada daun eceng gondok (Sagittaria sagittifolia L.)
d.
Bangun tombak (hastatus)
Seperti bangun anak panah,
tetapi bagian pangkal daun di kanan kiri tangkai mendatar. Misalnya daun
wewehan (Monochoria hastata Solms)
e.
Bertelinga (auriculatus)
Seperti bangun tombak, tetapi
pangkal daun di kanan kiri tangkai membulat. Misalnya daun tempuyung (Sonchus asper Vill.).
3.
Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah
helaian daun
a.
Bulat telur sungsang (obovatus)
Yaitu seperti bulat telur
tetapi bagian yang lebar terdapat dekat ujung daun. Misalnya daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
b.
Jantung sungsang (obcordatus)
Misalnya daun sidaguri (Sida retusa L.), daun calincing atau
semanggi gunung (Oxalis corniculata
L.)
c.
Segitiga terbalik/pasak ( cuneatus )
Misalnya anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl. )
d.
Sudip atau spatel (spathulatus)
Seperti bangun bulat terbalik,
tetapi bagian bawahnya memanjang. Misalnya daun tapak liman (Elephantopus scaber L.)
4.
Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung
dapat dikatakan sama lebarnya
Dalam golongan
ini yermasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit atau lebarnya jauh berbeda
jika dibandingkan dengan panjangnya daun.
a.
Garis (linearis)
Pada penampang melintangnya
pipih dan daun amat panjang. Misalnya daun bermacam-macam rumput (Gramineae)
b.
Pita (ligulatus)
Serupa daun bangun garis,
tetapi lebih panjang lagi. Misalnya daun jagung (Zea mays L.)
c.
Pedang (ensiformis)
Seperti bangun garis, tetapi
daun tebal dibagian tengah dan tipis kedua tepinya. Misalnya daun nenas sebrang
(Agave sisalana Perr., Agave cantala Roxb.)
d.
Paku atau dabus (subulatus)
Bentuk daun hampir seperti
silinder, ujung runcing dan seluruh bagiannya kaku. Misalnya (Araucariacunninghamii Ait.)
e.
Jarum (acerosus)
Serupa bangun, lebih kecil dan
meruncing panjang. Misalnya daun Pinus
merkusii Jungh & De Vr
C.
Ujung daun (Apex
felli) dan pangkal daun (Basis folli)
a.
Ujung daun (Apex
felli)
Ada tujuh
bentuk ujung daun yang sering kita jumpai, yaitu :
1.
Runcing (acutus)
Jika kedua tepi daun dikanan
kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemannya pada puncak
daun dan membentuk suatu sudut lancip. Contoh : ujung daun oleander (Nerium oleander L.)
2.
Meruncing (acuminatus)
Seperti pada ujung yang runcing
tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing. Misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L.)
3.
Tumpul (obtusus)
Tepi daun yang semula masih
agak jauh dari ibu tulang cepat menuju kesuatu titik pertemuan, hingga
terbentuk sudut yang tumpul. Misalnya ujung daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
4.
Membulat (rotundatus)
Seperti pada ujung daun yang
tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali, hingga ujung daun yang
merupakan semacam suatu busur. Terdapat dapat pada daun yang bulat atau jorong.
Misalnya ujung daun kaki kuda (Centella
asiatica Urb.)
5.
Rompang (truncatus)
Ujung daun tampak sebagai garis
yang rata. Misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.) atau daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.)
6.
Terbelah (retusus)
Ujung daun justru memperlihatkan
suatu lekukan, kadang-kadang amat jelas. Misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.)
7.
Berduri (mucronatus)
Yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing
keras. Misalnya ujung daun nanas sebrang (Agave
sp)
b.
Pangkal daun (Basis
folli)
Pangkal daun dibedakan menjadi
dua, yaitu :
1.
Yang tepi daunnya
dibagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu tulang/ujung
tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal daun dapat runcing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus),
membulat (rotundatus), rompang (truncatus) dan berlekuk (emarginatus).
2.
Yang tepi daunnya
dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain :
a.
Pertemuan tepi daun
pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai dengan letak
daun pada batang tadi, seperti pada daun-daun bangun perisai.
b.
Pertemuan tepi daun
terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak
daunnya. Dalam hal ini tampaknya seperti pangkal daun tertembus oleh batangnya
(perfoliatus)
D.
Susunan tulang daun (nervatio
atau venation)
Tulang-tulang
daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk memberi kekuatan pada daun atau
sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya
tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu : ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateralis) dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang
cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan beberapa macam susunan
tulang daun dan berdasarkan susunan tulangnya dapat dibedakan menjadi empat
golongan , yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (pennanervis), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), daun-daun yang bertulang
melengkung (cervinervis) dan
daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectinervis).
E.
Tepi daun (margo
folli)
Secara garis
besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu : rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun
sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan
dalam tiga golongan, yaitu :
1.
Tepi daun yang
bertoreh merdeka
Tepi daun dengan toreh yang
merdeka banyak pula ragamnya, namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun
yang dinamakan bergerigi (serratus),
bergerigi ganda (bisseratus), bergigi
(dentatus), beringgit (crenatus) dan berombak ( repandus)
2.
Tepi daun dengan
toreh-toreh yang mempengaruhi bentuk
Berdasarkan dalamnya
toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : berlekuk
(lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (pertitus).
F.
Daging daun (intervenium)
Daging daun (intervenium) adalah bagian daun yang terdapat diantara
tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat yang diambil dari
luar tubuh di ubah menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan
tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung dari tebal tipisnya daging
daunnya. Oleh karena itu, daging daun dapat bersifat seperti selaput (membranceus). Seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), tipis lunak (herbaccus),
seperti perkamen (perkamenteus),
seperti kulit belulang (cortacius)
dan cerdaging (carnosus).
G.
Warna daun
Secara umum
kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun
tidak jarang kita jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Selain itu,
warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa. Misalnya
merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah atau hijau kekuningan.
H.
Permukaan daun
Pada umumnya
warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda. Biasanya sisi atas tampak
lebih hijau, licin atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawahnya.
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa
sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dan lain-lain Oleh karena itu orang
membedakan permukaan daun ada yang licin (laevis),
gundul (glaber), kasap (scaber),
berkerut (rugosus),
berbinggul-binggul (bullatus),
berbulu (pilotus), berbulu halus atau
rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus).
B.
GAMBAR
HASIL PENGAMATAN
1.
Daun
bambu (Bambusa sp)
2.
Daun
tebu (Saccharum officinarum L.)
3.
Daun pisang (Musa
paradisiaca L.)
4.
Daun
jarak (Ricinus communis L.)
5.
Daun
widelia (Widelia sp.)
Keterangan:
1. Ujung daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Helaian daun
5. Tangkai daun
6. Pertulangan
daun
|
Foto pengamatan
|
Keterangan:
1. Ujung daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Helaian daun
5. Tangkai daun
6. Pertulangan
daun
|
Keterangan:
1. Ujung daun
2. Tepi daun
3. Pangkal daun
4. Helaian daun
5. Pertulangan
daun
|
Menurut literatur
|
6.
Daun
keladi (Colocasia sp.)
Keterangan:
1. Ujung daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Helaian daun
5. Tangkai daun
6. Ibu tulang daun
7. Pelepah daun
|
Foto pengamatan
|
Keterangan:
1. Ujung daun
2. Helaian daun
3. Tepi daun
4. Pertulangan
daun
5. Tangkai daun
|
Keterangan:
1. Ujung Daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Helaian daun
5. Ibu tulang daun
6. Pertulangan daun
7. Tangkai daun
8. Pelepah daun
|
Menurut literatur
|
7.
Daun
mangga (Mangifera indica L.)
Keterangan:
1. Ujung daun
2. Pangkal daun
3. Tepi daun
4. Helaian daun
5. Pertulangan
daun
6. Tangkai daun
|
Keterangan:
1. Ujung daun
2. Tepi daun
3. Helaian daun
4. Pertulangan
daun
5. Pangkal daun
|
Foto pengamatan
|
Keterangan:
1.
Ujung daun
2.
Pangkal daun
3.
Tepi daun
4.
Helaian daun
5.
Pertulangan daun
6.
Tangkai daun
|
Menurut literatur
|
V.
ANALISIS DATA
1.
Daun
Bambu (Bambusa sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub classis : Connelinidae
Ordo : Poales
Familia :
Poaceae
Genus :
Bambusa
Species : Bambusa
sp.
Sumber : Anonim, 2015
Menurut hasil pengamatan pada praktikum
kali ini dapat diketahui bahwa daun bambu adalah daun tunggal yang memiliki
daun lengkap karena mempunyai bagian-bagian seperti
pelepah/upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian
daun (lamina). Tumbuhan
bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun lanset dan ujung daun yang meruncing. Tumbuhan bambu
memiliki keadaan ujung daun yang meruncing
karena seperti penjelasan meruncing
menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985:32), meruncing (acutuminatus) itu seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun
nampak sempit panjang dan runcing. Pangkal
daunnya membulat, bertepi daun rata (integer),
daging daun seperti kertas,
permukaan bagian atas licin mengkilat
dan pada bagian bawah yang licin suram,
serta warna daun yang hijau.
2. Daun Tebu (Saccharum
officinarum L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Classis : Monocotyledone
Ordo : Glumiflorae
Familia : Graminae
Genus : Saccharum
Species : Saccharum officinarum L.
Sumber : Anonim, 2015
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat diketahui bahwa daun tebu adalah
daun tunggal yang memiliki daun tidak lengkap karena hanya memiliki upih daun
atau pelepah daun (vagina) dan helaian daun (lamina). Gembong
Tjitrosoepomo berjudul Morfologi Tumbuhan (1985:11)
jika daun yang terdiri atas upih dan helaian saja maka daun yang demikian ini
disebut daun berupih atau daun berpelepah. Daun
tebu (Saccharum officinarum L.) mempunyai bangun pita (ligulatus)
karena penampang melintangnya pipih dan daunnya yang lebih panjang dari bangun garis, ujung daunnya meruncing,
pangkal daunnyarompang/rata (truncatus),
daun bertepi rata, daging
daun yang perkamen, permukaan atas dan
bawah licin suram, serta daunnya berwarna hijau.
3.
Daun Pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub classis : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Musaceae
Genus :
Musa
Species :
Musa paradisiaca L.
Sumber : Anonim, 2015
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum kali ini dapat diketahui bahwa
daun pisang adalah daun tunggal yang memiliki daun lengkap karena mempunyai
bagian-bagian seperti pelepah/upih daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun pisang (Musa
paradisiaca L.) mempunyai bangun daun memanjang,
ujung daunnya yang membulat, pangkal
daun yang juga membulat, daun bertepi
daun rata, daging daun yang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus),
permukaan atas licin mengkilat dan
permukaan bawah daun berselaput lilin, serta
warna daunnya hijau.
Menurut
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi tumbuhan (1985:47), tebal atau
tipisnya helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya
daging daun, bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya
seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup
tegar, misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.).
4.
Daun
Jarak (Ricinus communis L.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super divisi :
Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub
kelas :
Rosiidae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Species : Ricinus communis L.
Sumber : Anonim, 2015
Berdasarkan hasil pengamatan, daun
jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun
tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamila), tidak terdapat pelepah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang berjudul
Morfologi Tumbuhan (1985:) jika daun
yang terdiri atas tangkai daun dan helaian daun saja maka daun yang demikian
ini disebut daun bertangkai. Daun ini mempunyai
bangun bulat (orbcularis), ujung daun yang runcing, pangkal daun yang
membulat, tepi daun yang bercangap menjari,
daging daun yang tipis lunak (herbaceus), permukaan atas yang licin mengkilat dan permukaan bawah
daun berbinggul-binggul,
serta daunnya berwarna hijau
kemerah-merahan
5.
Daun
Widelia (Wedelia sp.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub
kelas : Asteridae
Ordo : Asterirales
Familia : Asteraceae
Genus :
Widelia
Species : Widelia sp.
Sumber : Anonim, 2015
Berdasarkan
hasil pengamatan,
daun widelia adalah daun tunggal yang
memiliki daun tidak lengkap. Daun ini dikatakan
tidak lengkap karena dia hanya memiliki memiliki tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamila),
tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina). Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang berjudul
Morfologi Tumbuhan (1985:11) jika daun yang terdiri atas tangkai daun dan helaian
daun saja maka daun yang demikian ini disebut daun bertangkai. Pada
bangun daun widelia memiliki bangun jorong,
ujung daunnya runcing,
pangkal daunnya meruncing,
bertepi daun rata dan
daging daun tipis (berselaput), sedangkan permukaan atas daun kasar dan bagian
bawah daun licin (suram) dan warna daunnya adalah hijau.
6. Daun Keladi (Colocasia
sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo :
Arecales (Spadiciflorae)
Familia : Araceae
Genus : Colocasia
Species :
Colocasia
sp.
Sumber : Anonim, 2015
Berdasarkan hasil
pengamatan,
daun keladi adalah daun tunggal yang
memiliki daun lengkap karena mempunyai bagian-bagian seperti
pelepah/upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian
daun (lamina). Pada
bangun daun keladi memiliki bangun perisai, ujung daun runcing, pangkal daunnya ,
tepi daunnya rata dan daging daun
seperti kertas, sedangkan permukaan atas daun licin mengkilat dan bagian bawah daun licin berselaput lilin dan
warna daunnya adalah hijau.
7. Daun
Mangga (Mangifera indica L.)
Klasifikasi :
Kingdom :
Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub
divisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Familia : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Species : Mangifera
indica L.
Sumber : Anonim, 2015
.
Berdasarkan hasil pengamatan, daun
mangga adalah daun tunggal yang memiliki daun tidak lengkap.
Daun ini dikatakan tidak lengkap karena dia hanya memiliki memiliki tangkai
daun (petiolus) dan helaian daun (lamila), tidak memiliki upih
daun atau pelepah daun (vagina). Pada daun
mangga, bangun daunnya memanjang, ujung daun meruncing, pangkal daun meruncing,
bertepi rata, daging daun yang perkamen, permukaan atas daun licin mengkilat
dan permukaan bawah daun licin suram serta warna daunnya hijau.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Daun bambu merupakan daun tunggal yang lengkap
karena memiliki pelepah, tangkai, dan helaian daun. Ciri-ciri daun bambu yakni
memiliki bangun daun lanset, ujung daunnya runcing, pangkal daunnya membulat, bertepi daun rata (integer),
daging daun seperti kertas,
permukaan bagian atas licin mengkilat
dan pada bagian bawah yang licin suram,
serta warna daun yang hijau.
2.
Daun tebu merupakan
daun tunggal yang tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah dan helaian,
tidak memiliki tangkai. Ciri-ciri daun tebu yakni mempunyai
bangun pita (ligulatus) karena penampang melintangnya pipih dan daunnya
yang lebih panjang dari bangun garis,
ujung daunnya meruncing,
pangkal daunnya rompang/rata (truncatus),
daun bertepi rata, daging
daun yang perkamen, permukaan atas dan
bawah licin suram, serta daunnya berwarna hijau.
3. Daun pisang merupakan daun tunggal yang lengkap karena memiliki pelepah, tangkai, dan helaian
daun. Ciri-ciri daun pisang yakni mempunyai bangun
daun memanjang, ujung daunnya yang
membulat, pangkal
daun yang juga membulat, daun bertepi
daun rata, daging daun yang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus),
permukaan atas licin mengkilat dan
permukaan bawah daun berselaput lilin, serta
warna daunnya hijau.
4.
Daun jarak merah
merupakan daun tunggal yang tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai dan
helaian daun. Ciri-ciri daun jarak merah yakni mempunyai
bangun bulat (orbcularis), ujung daun yang runcing, pangkal daun yang
membulat, tepi daun yang bercangap menjari,
daging daun yang tipis lunak (herbaceus), permukaan atas yang licin mengkilat dan permukaan bawah
daun berbinggul-binggul,
serta daunnya berwarna hijau
kemerah-merahan.
5. Daun widelia merupakan daun tunggal yang tidak lengkap
karena hanya memiliki tangkai dan helaian daun. Ciri-ciri daun widelia yakni mempunyai bangun jorong, ujung daunnya runcing, pangkal
daunnya meruncing, bertepi daun rata dan
daging daun tipis (berselaput), sedangkan permukaan atas daun kasar dan bagian
bawah daun licin (suram) dan warna daunnya adalah hijau.
6.
Daun keladi
merupakan daun tunggal yang lengkap karena memiliki pelepah, tangkai, dan
helaian daun. bangun perisai, ujung daun terbelah, pangkal daunnya membulat, tepi daunnya rata dan
daging daun seperti kertas,
sedangkan permukaan atas daun licin mengkilat
dan bagian bawah daun licin berselaput lilin
dan warna daunnya adalah hijau.
7. Daun mangga merupakan daun tunggal yang tidak lengkap
karena hanya memiliki memiliki tangkai dan helaian daun, tidak memiliki upih
daun atau pelepah daun. Ciri-ciri daun
mangga yakni mempunyai bangun daunnya memanjang, ujung daun meruncing, pangkal
daun meruncing, bertepi rata, daging daun yang perkamen, permukaan atas daun
licin mengkilat dan permukaan bawah daun licin suram serta warna daunnya hijau.
VII. DAFTAR PUSTAKA
a.
Daftar Pustaka Buku
Amintarti,Sri.
2015. Penuntun Praktikum Morfologi
Tumbuhan. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM.
Anonim b. 2015. http://digilib.unila.ac.id/4149/14/14%20-%20BAB%20II.pdf diakses pada 27 Februari 2015
Anonim e. 2015. http://www.biologionline.info/klasifikasi-pisang.html
diakses pada tanggal 27 Februari 2015
Anonim f. 2015. http://www.biologionline.info/deskripsi-jarak-ricinus-communis.html
diakses pada tanggal 27 Februari 2015
Anonim. A.Anonim.
2013. Daun Tungga dan Majemuk. http://anakdesmaupintar.blogspot.com
(online). Diakses pada 25 Februari 2013.
Tjitrosoepomo,
Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
b.
Daftar
Pustaka Gambar
0 komentar:
Posting Komentar