Senin, 08 Juni 2015

Percobaan Benedict

PRAKTIKUM I.3
Topik                   : Percobaan Benedict
Tujuan                  :Untuk mengetahui apakah dalam suatu bahan mengandung karbohidrat.
Hari/ Tanggal       : Jum’at/ 13 Maret 2015
Tempat                : Laboratorium Biologi  PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.              ALAT DAN BAHAN
Alat:
1.      Tabung reaksi
2.      Rak tabung reaksi
3.      Gelas ukur 10 ml
4.      Lampu spiritus
5.      Pipet tetes
6.      Tripot dan kasa asbes
Bahan:
1.      Laurtan uji
2.      Reagen benedict
3.      Sukrosa 1%, glukosa 1%, dextrosa 1%, laktosa 1%, dan amilum 1%.

II.           CARA KERJA
1.      Memasukkan 2 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi.
2.      Memasukkan larutan sukrosa 1% sebanyak 8 tetes lalu dihomogenkan dan mengamati warnanya.
3.      Menjepit tabung reaksi dengan dimiringkan.
4.      Memanaskan tabung reaksi yang berisi larutan tersebut dengan menggunakan lampu spiritus selama 2-5 menit sampai mendidih.
5.      Mendinginkan tabung reaksi, kemudin mengamati perubahan warna yang terjadi.
III.             TEORI DASAR
Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H dan O. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Harga n dan m boleh sama boleh juga berbeda, tetapi jumlah atom H harus dua kali jumlah atom O.
Sifat-sifat kimia karbohidrat antara lain :
a.          Banyaknya isomer ruang suatu karbohidrat adalah 2n dengan n menyatakan jumlah atom C simetri.
b.         Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidroksida logam dan karbohidrat itu sendiri atau teroksidasi.
c.          Oksidasi pada karbohidrat menghasilkan asam.
d.         Karbohidrat umumnya dapat diragikan menjadi etanol dan CO2 (gas)
Sifat-sifat fisik karbohidrat  ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada yang berupa hablur, tidak berwarna (misal : sukrosa dan glukosa), zat padat amorf atau pati dan basa serat/selolusa. Sebagian patokan, dapat dilihat gugus OH pada atom C kedua sebelum terakhir. Apabila OH terletak di sebelah kanan, berarti memutar bidang polarisasi  ke kanan dan diberi awalan d (dekstro) dan apabila OH ke kiri diberi awalan 1 (Levo) berarti memutar bidang polarisasi ke kiri.
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak bebau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untukmenyimpan kelebihan glokusa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadiakan pati sebagai sumber energi yang penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda – beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang dikhazanah ilmiah). Istilah ‘pati’ kerap dicampurr adukkan dengan ‘tepung’ serta ‘kanji’. Pati adalah penyusun utama tepung.

IV. HASIL PENGAMATAN

No.
Larutan
Warna sebelum dipanaskan
Warna sesudah dipanaskan

1.

Benedict + Sukrosa 1%

Biru


Biru (endapan merah)

2.


Benedict + Glukosa 1%


Biru

Jingga (endapan merah)

3.


Benedict + Dextrosa 1%


Biru

Merah bata (berendapan)

4.

Benedict +
Laktosa 1%


Biru

Merah bata (berendapan)

5.

Benedict + Amilum 1%


Biru

Biru (agak keruh)
 

V.           ANALISIS DATA
Dalam praktikum ini dilakukan melalui dua pengamatan, yaitu pengamatan sebelum dipanaskan dan yang setelah dipanaskan. Pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi sehingga pengamatan terjadi dapat dilakukan tanpa menunggu waktu yang sangat lama.
1.        Sukrosa 1% + Benedict
Pada percobaan yang menggunakan larutan sukrosa 1% + benedict ini, sebelum dipanaskan diperoleh warna larutan biru. Setelah dipanaskan dan mendidih warna larutan ternyata tidak mengalami perubahan karena larutan tersebut tetap berwarna biru seperti warna awalnya, tetapi terdapat endapan berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa pada larutan ini karbohidrat yang dikandungnya tidak banyak atau sedikit. Pada larutan ini terdapat larutannya bergradasi, yaitu larutan yang paling  atas berwarna biru muda dan yang paling bawah adalah endapan.
Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa danfruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sukrosa tidak mempunyai ujung pereduksi sehingga termasuk dalam gula non pereduksi (Fennema, 1996).
2.        Glukosa 1% + Benedict
Pada percobaan yang menggunakan larutan glukosa 1% + benedict ini, sebelum dipanaskan diperoleh warna larutan biru. Setelah dipanaskan dan mendidih larutan mengalami perubahan warna. Warna larutan berubah dari warna biru menjadi berwarna jingga dan terdapat endapan berwarna merah pada dasaar tabung reakasi. Warna jingga berendapan merah ini menunjukkan bahwa larutan memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi.
Glukosa mengandung karbohidrat, karena karbohidrat memiliki sifat-sifat yang salah satunya adalah mereduksi pereaksi benedict. Adanya endapan disebabkan glukosa mampu mereduksi ion Cu2+  yang kemudian mengendap sebagai Cu2O yang berwarna merah. Warna endapan menunjukkan tinggi rendahnya konsentrasi karbohidrat yang terkandung dalam larutan yang diperiksa. Semakin merah endapan maka semakin tinggi konsentrasinya. Glukosa uruan ke-4 dari 8 jenis karbohidrat yang rasanya manis (Poedjadi, 2007).
3.         Dextrosa 1% + Benedict
Pada percobaan yang menggunakan larutan dextrosa 1% + benedict ini, sebelum dipanaskan diperoleh warna larutan biru. Setelah dipanaskan dan mendidih larutan mengalami perubahan warna. Warna yang dihasilkan dari pemanasan ini adalah warna merah bata dan berendapan. Warna merah bata berendapan ini menunjukkan larutan memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Reagen benedict ini mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Perubahan warna larutan yang terjadi dikarenakan dextrosa mereduksi ion Cu2+  dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O . Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat larutan yang diperiksa. Namun pada percobaan ini endapan yang terbentuk berwarna merah bata. Semakin banyak endapan yang terbentuk dan semakin merah warnanya, maka semakin besar pula konsentrasi karbohidrat yang terdapat dalam suatu larutan.



4.        Laktosa 1%  + Benedict
      Pada percobaan yang menggunakan larutan laktosa 1% + benedict ini, sebelum dipanaskan diperoleh warna larutan biru. Setelah dipanaskan dan mendidih larutan mengalami perubahan warna. Warna yang dihasilkan dari pemanasan ini adalah warna merah bata dan berendapan. Warna yang dihasilkan dari pemanasan ini adalah warna merah bata dan terdapat endapan dibawahnya. Warna yang dihasilkan hampir serupa dengan warna merah bata yang dihasilkan dari pemanasan Reagen Benedict dan larutan uji laktosa. Hal ini juga membuktikan bahwa laktosa juga merupakan gula pereduksi. Laktosa merupakan gugus disakarida yang menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa,. Laktosa memilki gugus –OH glikosidik yang berpotensi bebas pada residu gula glukosa, sehingga laktosa bersifat mereduksi. Dengan demikian laktosa mengandung karbohidrat, karena karbohidrat memiliki sifat-sifat kimia yang salah satunya adalah mereduksi pereaksi benedict. Dibandingkan terhadap glukosa, laktosa mempunyai rasa yang kurang manis. Sebenarnya laktosa mengandung gula pereduksi, hanya saja sangat sedikit karena pada tingkatan rasa manis beberapa jenis karbohidrat, laktosa berada pada tingkat terbawah (Poedjadi, 2007: 33).
5.             Amilum 1% + Benedict
Pada percobaan yang menggunakan larutan amilum 1% + benedict ini, sebelum dipanaskan diperoleh warna larutan biru. Setelah dipanaskan dan mendidih larutan tidak terjadi perubahan warna. Warna yang dihasilkan dari pemanasan ini tetap berwarna biru seperti warna sebelum dipanaskan. Pada amilum tidak menunjukkan adanya perubahan warna setelah dipanaskan, ini membuktikan bahwa amilum tidak bersifat mereduksi. Amilum memiliki rantai atom yang cukup kuat, sehingga tidak mudah untuk mengalami hidrolisis. Pemecahan senyawa-senyawa amilum menjadi senyawa yang lebih sederhana sangat mungkin terjadi, asalkan pada konsentrasi yang cukup tinggi dan pada proses pemanasan yang lebih lama. Amilum merupakan polisakarida yang mempunyai sifat tidak dapat mereduksi.
Berdasarkan teori semua larutan pada percobaan kali ini mengandung karbohidrat, akan tetapi kandungannya berbeda-beda. Menurut hasil pengamatan, larutan uji yang paling banyak mengandung karbohidrat adalah:
1.      Dextrosa
2.      Laktosa
3.      Glukosa
4.      Sukrosa
5.      Amilum
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui hanya pada glukosa, dextrosa, dan laktosa yang setelah diuji benedict melihatkan adanya perubahan warna, yaitu merah dan merah bata. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa glukosa, dextrosa, dan laktosa merupakan gula pereduksi.
Pada sukrosa dan larutan amilum tidak menunukkan adanya perubahan sehingga kedua karbohidrat ini bukan merupakan gula pereduksi. Menurut teori, sukrosa tidak menunjukkan mutatorasi dan bukan merupakan gula pereduksi. Sukrosa dalam air tidak berada dalam kesetimbangan dengan suatu bentuk aldehida atau keton. Sedangkan pada amilum, sekalipun terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah kecil sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.






VI.        KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.           Pereaksi benedict merupakan larutan yang dibuat dari campuran kuprisulfat, natrium karbonat, dan natrium sitrat. Pereaksi benedict ini digunakn untuk membuktikan adanya gula pereduksi.
2.           Perubahan warna pada uji larutan dengan benedict ini disebabkan oleh pemecahan molekul karbohidrat dari yang leboih kompleks (polisakarida) menjadi molekul yang lebih sederhana (monosakarida) yang disebabkan oleh pemanasan
3.           Waktu pemanasan mempengaruhi hasil percobaan, artinya semakin lama pemanasan yang dilakukan maka semakin terurai pulalah zat yang terkandung dalam larutan tersebut (terjadi peristiwa hidrolisis)
4.           Semua larutan pada percobaan kali ini mengandung karbohidrat, akan tetapi kandungannya berbeda-beda. Untuk kandungannya mulai dari yang tinggi ke rendah adalah dextrosa, laktosa, glukosa, sukrosa, dan amilum.


VII.     DAFTAR PUSTAKA
Fennema, O. R. 1996. Food Chemistry Third Edition. New York: University of Wiscorsin Madison.
Noorhidayati dan Hardiansyah. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia. Banjarmasin: PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.
Poedjijadi , Anna dan Titin. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Sastrohamidjojo, Harjono. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


0 komentar:

Posting Komentar