Sabtu, 30 Mei 2015

Praktikum IX Zoologi Invertebrata



PRAKTIKUM IX
Topik               :  Insecta
Tujuan             :  Mengenal bagian-bagian tubuh dari Insecta
Hari/ tanggal   :  Kamis/  30 April 2015
Tempat            :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin

I.         ALAT DAN BAHAN
Alat          :  1. Lup
                    2. Baki

Bahan      : 1. Kupu-kupu  (Danaus melanippus)
2. Semut Rang-rang (Oecophylla smaragdina)
3. Semut Hitam (Formica yessensis)
4. Capung (Orthetrum sabina)
5. Belalang Kayu (Valanganigri cornis)
II.      CARA KERJA
  1. Menyiapkan alat dan bahan.
  2. Mengamati bagian ventral dan bagian dorsal tubuh kupu – kupu, capung, dan belalang dengan sayap terentang. Menggambarkan dan memberi keterangan.
  3. Mengamati semut serta membandingkan perbeedaan – perbedaan yang dimiliki.
  4. Membuat foto pengamatan.

III.    TEORI DASAR
Tubuh serangga terdiri atas tiga tagmata, yaitu : kepala, thoraks dan abdomen. Kepala memiliki empat pasang embelan, yang pertama adalah antena yang berasal dari bagian praoral kepala, yang berikutnya berturut-turut adalah mandibula, maksila pertama dan maksila kedua. Mandibula tampak sebagai struktur tunggal, sedangkan kedua pasang maksila memiliki juluran bersendi-sendi yang disebut palpi. Pangkal maksila kedua berfungsi membentuk struktur yang disebut labium atau bibir bawah, dan palpinya disebut palpi labialis. Labrum atau bibir atas yang terletak didepan mulut dan bersendi kesuatu bagian kepala yang disebut klipeus, tidak berasal dari embelan. Struktur lain yang juga tidak ada kaitannya dengan embelan adalah hipofarings yang merupakan juluran persis di belakang mulut.
Toraks terdiri atas ruas-ruas yang biasanya disebut protoraks, mesotoraks dan metatoraks, masing-masing memiliki kaki, jika sayap ada letaknya di ruas kedua dan ketiga toraks. Kaki serangga, sebagaimana arthropoda lain, juga terdiri atas beberapa ruas yang terpisah-pisah oleh sendi-sendi. Ruas paling pangkal adalah koksa, diikuti oleh trokanter, femeur, tibia dan tarsus.
Abdomen pada dasarnya mempunyai 11 ruas, secara umum ruas abdomen berbeda dari ruas thoraks. Ruas abdomen ke 10 kadang-kadang memiliki embelan serkus.
Insecta atau serangga disebut juga Hexapoda merupakan kelas yang terbesar di dalam Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 spesies yang tersebar di semua penjuru dunia. Merupakan invertebrata yang hidup ditempat yang kering dan dapat terbang. Adanya sistem trachea insecta dapat bernafas diudara. Kemampuan terbang menolong insecta dalam mencari makan, bertemu dengan jenis kelamin lain, menghindarkan diri dari tangkapan musuh. Siklus hidup yang pendek menyebabkan berkembang biaknya cepat sekali pada keadaan yang menguntungkan. Habitat insecta disemua tempat, kecuali dilaut. Sebagian hidup di dalam air tawar, tanah lumpur, parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya. Makanan insecta bermacam-macam, misalnya bagian tanaman yang berupa akar, batang, daun, buah-buahan, biji, butir tepung sari dari tanaman. Cabang ilmu yang mempelajari insecta adalah Entomology.
Ciri-ciri khusus dari insecta ialah :
1.      Tubuh terdiri dari caput, thorax dan abdomen. Pada caput terdapat antena, mata dan mulut dengan bagian-bagiannya. Thorax terdiri atas 3 pasang kaki yang beruas-ruas, dan dua atau sepasang sayap, abdomen terdiri atas kurang lebih sebelas buku dengan beberapa bagian terminal, misalnya genital.
2.      Alat pencernaan terdiri atas : bagian muka, bagian tengah dan bagian belakang, mulut mempunyai kelenjar ludah.
3.      Jantung berbentuk gilik dan mempunyai anterior aorta, tapi tidak memiliki pembuluh darah kapiler dan vena ; coelom teredusir menjadi haemocoel.
4.      Respirasinya dengan sistem trachea yang berupa saluran yang berdinding gelang kutikula dan bercabang-cabang sehingga sampai pada semua bagian tubuh sebelah dalam.
5.      Alat ekskresi terdiri dari dua atau lebih badan yang terbentuk tabung yang disebut badan malphigi. Bagian anterior badan ini menempel pada bagian belakang alat pencernaan makanan.
6.      Sistem syarafnya tangga tali yang terdiri atas ganglion-ganglion pada tiap-tiap ruas.
7.      Seks terpisah yakni ada individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi didalam tubuh; ova banyak mengandung yolk dan pada fase terakhir akan terbungkus oleh cangkok.
Peranan yang menguntungkan dari Insecta ialah : Penyerbukan, bahan makanan, sumber material, penggunaan medis, nilai estetika.
Peranan yang merugikan  dari Insecta ialah : Hewan parasit, penular penyakit, hewan perusak tanaman, hewan pengganggu.
Pada kelas Insecta mempunyai 3 sub kelas yaitu : Apterygota, Exopterygota dan Endopterygota. Perbedaan dari 3 sub kelas itu adalah : Pada Apterygota tidak memiliki sayap, sedangkan pada Exopterygota dan Endopterygota mempunyai sayap. Pda jenis Insecta yaitu semut dia mempunyai tipe mulut yang penjilat dan mempunyai 3 pasang kaki.
V.      ANALISIS DATA
1.      Belalang kayu (Valanganigri cornis)
Klasifikasi:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Arthoptera
Famili              : Acrididea
Genus              : Valanganigri
Spesies             : Valanganigri cornis
Sumber            : Hegner, 1968
Berdasarkan hasil pengamatan, belalang ini tubuhnya terbagi menjadi tiga, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Belalang kayu merupakan belalang dengan tubuh langsing seperti stik, lebar kepala sampai perutnya hampir sama dan semua ruas kakinya memiliki bentuk dan lebar yang sama pula.
Belalang ini memiliki kepala dengan posisi hypognatus, artinya apabila bagian dari mulut mengarah ke bawah dan segmen-segmen kepala dalam posisi yang sama dengan tungkai.  Belalang memiliki 2 antena dengan jumlah ruas antenna 3 dan berbentuk filiform, artinya seperti benang, ruas – ruasnya berukuran hampir sama dari pangkal keujung dan bentuknya membulat. Belalang memiliki alat tambahan yang berupa sepasang mata faset (majemuk) dan tiga buah mata sederhana (oseli). Belalang tipe mulutnya untuk menggigit dan mengunyah.
Pada bagian thoraksnya, terdapat dua pasang sayap. Sayap depan lebih kecil dari pada sayap belakang dan memiliki vena-vena yang menebal yang disebut dengan tegmina. Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki melekat pada bagian thorakal. Belalang dengan tipe berjalan ini memiliki koksa dan jumlah ruas 1 terdapat arolium dan berbentuk saltatorial. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan.
Pada segmen/ruas pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanium. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia. Belalang bernafas dengan trakea. Spirakulum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen/thorax. Anus dan alat genetalia terdapat pada ujung abdomen. Abdomennya memiliki jumlah ruas 9-11 berbentuk memanjang, memiliki circus. Belalang ini berukuran saat dewasa mencapai 85 mm dengan warna coklat tua. Saat muda (Nimfa) berwarna hijau dan terkadang terdapat pola coklat dan oranye, kemudian berubah menjadi coklat sebelum kulitnya terkelupas (moulting). Selama musim dingin, belalang ini berhibernasi.
Menurut literatur, belalang kayu memiliki ciri-ciri antara lain memiliki antena pendek, organ pendengaran terletak pada ruas abdomen serta alat petelur yang pendek. Kebanyakan warnanya kelabu atau kecoklatan dan beberapa mempunyai warna cemerlang pada sayap belakang. Serangga ini termasuk pemakan tumbuhan dan sering kali merusak tanaman. Adapun alat mulutnya bertipe penggigit pengunyah (Sudarmono, 2002).

2.      Capung badak (Orthetrum sabina)
Klasifikasi:
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Class                : Insecta
Ordo                : Odonata
Subordo           : Anisoptera
Famili             : Libellulidae
Genus              : Orthetrum
Spesies             : Orthetrum sabina
Sumber            : Borror, 1992
Berdasarkan hasil pengamatan, pada capung ini tubuhnya terbagi menjadi tiga, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Capung memiliki bentuk kelapa besar dengan mata yang besar. Pada bagian kepala posisinya prognatus, yaitu apabila bagian dari arah mulut menghadap ke depan dan biasanya serangga ini aktif mangsa. Capung memiliki antena yang pendek ramping dan jumlah ruasnya 6 serta bentuk antenanya setaceus, yaitu antena yang berbentuk seperti duri atau rambut kaku dan ruas – ruas menjadi lebih langsing kearah ujung. Capung ini memliki mata majemuk. Mata majemuk yang besar memiliki lansa (faset) dua macam: yang terdapat pada permukaan paling atas berukuran kecil dan sangat tanggap terhadap gerakan, sedangkan yang bawah lebih dan dipergunakan untuk menangkap bayangan. Mata memiliki fungsi utama jika serangga dewasa makan atau berhubungan dengan capung yang lain pada saat diudara. Tipe mulutnya menggigit dan mengunyah.
Pada bagian thoraksnya, tidak terdapat protoraks sedangkan  mesotoraks dan metatoraksnya  ada. Capung memiliki dua pasang, atau empat lembar, yang menampakkan jala-jala urat yang banyak sepintas seperti jaring (membranaceus). Capung ini memiliki  sayap depan dan sayap belakang. Pada sayap depan teksturnya kasar dengan panjang 5 cm, berbentuk memanjang dan warnanya transparan. Pada sayap belakang, teksturnya kasar dengan bentuk memanjang dan panjangnya 5 cm, dan berwarna transparan. Kaki capung tidak terlalu kuat oleh karena itu capung menggunakan kakinya bukan untuk berjalan, melainkan untuk berdiri (hinggap) dan mengangkap mangsanya. Kaki-kaki capung yang ramping itu juga dapat membentuk kurungan untuk membawa mangsanya. Capung memiliki tungkai relatif pendek yang merupakan bentuk adaptasi untuk hinggap, menangkap dan menahan mangsa. Tungkai terdiri dari trokanter dan femur kuat; tibia yang ramping tanpa taji dan tiga ruas tarsi. Jumlah ruas pada tungkainya ada 5 dan bentuk tungkainya cursorial.
Menurut literatur, Capung memiliki mata yang mampu melihat ke segala arah dengan dilengkapi mata majemuk, tiga oseli (William & Feltmate, 1992) dan bulu pendek menyerupai antena serta tipe mulut mandibulata (Gullan & Cranston, 2000). Toraks relatif kecil dan kompak (protoraks dan dua ruas toraks lainnya berukuran kecil) dan pada permukaan dorsal terdapat pterotoraks yang berada di antara pronotum dan dasar sayap yang terbentuk oleh sklerit-sklerit pleura (Borror et al, 1992).
Pada bagian abdomen bentuknya panjang dan ramping, tidak mempunyai ekor tetapi memiliki berbagai bentuk umbai ekor yang telah berkembang dengan baik. Abdomen jumlah ruasnya 10 ruas. Panjang tubuhnya 6 cm.
Menurut literatur, abdomen berbentuk memanjang agak silindris, terdiri dari beberapa ruas, meruncing ke ujung. Abdomen Odonata mempunyai sepuluh ruas yang bersifat fleksibel. Ruas pertama sampai kedelapan terdapat spirakel sebagai alat bantu pernafasan bagi capung (Watson & O’Farrell 1996). Menurut William dan Feltmate (1992), ukuran abdomen pada ruas pertama, kedua, kedelapan, dan kesepuluh lebih pendek daripada ruas lain.
Habitat capung umumnya pada tempat-tempat yang tidak jauh dari genangan air, karena di sanalah mereka melatakkan telur-telurnya, yang akan menetas jadi nimfa (nympha) setelah 6-40 hari, bergantung jenisnya, dan seterusnya jadi capung dewasa. Seekor capung, dalam satu tahap masa peteluran, si betina dapat meletakkan 50-400  butir telur, bahkan ada species yang dapat bertelur sampai 1.000 butir.
Capung merupakan serangga yang mengalami metamorfosis hemimetabola. Hemimetabola adalah metamorfosis yang melalui tiga stadia perkembangan yaitu telur, naiad, dan imago. Setelah telur menetas, capung memasuki fase naiad. Menurut Watson & O’Farrell (1996) istilah fase setelah telur adalah larva, namun menurut William & Feltmate (1992), istilah fase setelah telur adalah nimfa. Walaupun sebagian spesies capung memiliki habitat khusus, larva capung terdapat di air jernih, air payau, air terjun, aliran air deras, danau, kolam, sungai kecil, rawa, tanah berlumpur, dan muara sungai. Beberapa jenis larva melekat di bawah permukaan tanaman (Watson & O’Farrell 1996). Selain itu, menurut William & Feltmate(1992) larva capung hidup di perairan yang ditumbuhi tanaman berdaun lebar.
Capung pada saat hinggap di suatu tempat, keadaan sayap tetap terentang ke samping dalam posisi tegak lurus dengan badannya. Pada nimfa, yang hidup di dalam air, insangnya terdapat di dalam rongga rektum.Ini merupakan ciri umum untuk semua capung dalam Subordo Anisopetara.

3.      Kupu-kupu (Danaus melanippus But.)
Klasifikasi:
Kingdom         : Animalia
Sub Kingdom  : Invertebrata
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Inseca
Ordo                : Lepidoptera
Family             : Danaidae
Genus              : Danaus
Spesies            : Danaus melanippus But.
Sumber            : Hegner, 1968
            Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kupu-kupu ini terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Pada bagian kepala terdapat mulut, dan sepasang alat sensor berupa antena. Bentuk mulut seperti tabung yang menggulung (mirip belalang gajah), bentuk yang seperti ini untuk mengambil sari –sari bunga. Kupu-kupu dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis atau mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan digulung melingkar seperti selang air. Antena merupakan alat sensor yang terdapat di kepala serangga dewasa, berjumlah sepasang Antena ini digunakan untuk mencium dan sebagai pengatur keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit membulat dan biasanya menebal yang disebut sebagai antennal club. Bagian kepala ini juga untuk sumber informasi. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak dan biasanya disebut mata majemuk. Kupu-kupu memiliki mata majemuk yang terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata majemuk serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja.
Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin (eksoskeleton atau rangka luar). Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna mencolok. Pada sayap depan kupu-kupu ini adalah sepasang sayap yang berada di bagian atas dan berwarna hitam dengan corak putih. Sedangkan pada sayap belakang kupu-kupu adalah sepasang sayap yang berada di bagian bawah dan juga berwarna hitam dengan corak putih. Kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap.

4.      Semut rang-rang (Oecophylla smaragdina)
Klasifikasi:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class                : Insecta
Ordo                : Hymnoptera
Famili              : Formicidae
Genus              : Oecophyla
Species            : Oecophylla smaragdina
Sumber            : Maskoeri Jasin, 1987
Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh semut terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Pada bagian kepala posisinya prognatus, yaitu apabila bagian dari arah mulut menghadap ke depan dan biasanya serangga ini aktif mangsa.  Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Antena pada semut jumlah ruasnya 2-8 dan bentuknya genikulate. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Mulut berfungsi sebagai alat untuk menggigit dan mengunyah. Makanan dari semut sebagian besar adalah berasal dari sisa-sisa zat yang telah mati, beberapa prodiacios dan beberapa biji-bijian.
Pada bagian thoraksnya, terdapat protoraks dan mesotoraks. Semut ini tidak memiliki  sayap depan dan sayap belakang. Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Pada tungkai terdapat koksa, trokhanter, femur, tibia dan tarsus dengan jumlah ruas sebanyak 3 ruas. Bentuk tungkainya yaitu Cursorial.
Pada bagian abdomen jumlahnya 4 ruas  dengan bentuk bulat melancip. Bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedikel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapatdibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud. semut rangrang memiliki warna merah kehitaman (Orange dengan abdomen bergaris kehitaman) dan memiliki ukuran tubuh panjang 0,5 – 1 cm yang dilengkapi dengan protonom yang melebar.
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. Sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Semut rangrang sering ditemukan bersarang pada berbagai jenis pepohonan, misalnya pohon buah-buahan. Keberadaan semut rangrang pada pepohonan sering dianggap sebagai pengganggu terutama saat akan melakukan pemanenan, karena gigitannya yang sakit.

5.      Semut Hitam (Formica yessensis)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Hymenoptera
Famili              : Formicidae
Genus              : formica
Spesies             : Formica yessensis
Sumber            : Hegner, 1968
Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh semut hitam ini terbagi atas tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Posisi kepala hypogantus yang artinya kepala menghadap kebawah. Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Mulut berfungsi dari jenis ini berfungsi sebagai alat untuk mengunyah dan menjilat.
Pada bagian kepala terdapat sepasang antenna yang variable dan matasitor dan mulut. Formica yessensis merupakan semut kecil yang berwarna hitam memilki ukuran tubuh yang kecil yaitu sekitar 3 mm dengan abdomen yang berbentuk bulat oval tumpul dengan jumlah ruas yaitu 3. Memiliki tungkai yang panjang dengan tipe cursorial yang berguna untuk berlari atau berjalan cepat.
Semut ini memiliki kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node.



VI.   KESIMPULAN
1.      Pada umumnya tubuh serangga (Insecta) terdiri dari 3 bagian yaitu kepala (caput), dada (thoraks), dan perut (abdomen).
2.      Capung, belalang, kupu-kupu, dan semut termasuk dalam kelas insecta
3.      Kelas Insecta mempunyai 3 subkelas yaitu Apterygota, Exopterygota dan Endopterygota. Pada Apterygota tidak memiliki sayap, sedangkan pada Exopterygota dan Endopterygota mempunyai sayap.
4.      Posisi kepala serangga berdasarkan letak arah mulut dapat di bedakan menjadi Opistognatus, Prognatus, dan Hypognatus

0 komentar:

Posting Komentar