PRAKTIKUM IV
Topik : Bentuk batang, arah tumbuh, permukaan dan modifikasi
batang
Tujuan : Untuk mengetahui bermacam-macam bentuk
batang, arah
tumbuh batang, permukaan dan modifikasinya.
Hari/Tanggal : Sabtu/28 Maret
2015
Tempat
: Laboratorium Biologi PMIPA
FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Baki/nampan
2. Pisau/cutter
3. Alat Tulis
B. Bahan
1. Rumput teki (Cyperus rotundus)
2. Mendong (Fimbrystilis sp)
3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
4. Kembang telang (Clitoria ternatea L.)
5. Sirih (Piper betle L.)
6. Bambu (Bambusa sp)
7. Kaktus (Opuntia vulgaris)
8. Pepaya (Carica papaya L.)
9. Jambu biji (Psidium guajava L.)
10. Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
11. Ketapang (Terminalia catappa L.)
12. Bogenvil (Bougainvillea
spectabilis)
II.
CARA KERJA
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengamati dan menentukan:
a. Habitus keseluruhan: herba, herba berkayu, perdu, rumput-rumputan,
teki-tekian.
b. Tipe batang: herbaceous, berkayu, batang rumput, batang mendong.
c. Bentuk batang: bulat, persegi, pipih.
d. Permukaan batang: licin, berusuk, beralur, bersayap, berambut, berduri,
dll.
e. Arah tumbuh batang: tegak lurus, menggantung, berbaring, menjalar,
membelit, memanjat, congong, mengangguk.
f. Tipe percabangan: monopodial, simpodial, dikotom.
g. Arah tumbuh batang.
3. Menggambar hasil pengamatan dan membuat laporannya.
III.
TEORI DASAR
Batang merupakan
bagian tumbuh tumbuhan yang angat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan
batang bagi tumbuh tumbuhan batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Sifat-sifat batang adalah sebagai berikut :
a.
Berbentuk
panjang bulat seperti silindris atau dapat pula berbentuk lain, tetapi selalu
bersifat aktinomorf.
b.
Terdiri
atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan tiap buku-buku
terdapat daun
c.
Tumbuhnya
keatas menuju cahaya
d.
Bertambah
panjang di ujung
e.
Mengadakan
percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak dapat di gugurkan, kecuali
cabang atau ranting
f.
Umumnya
tidak berwarna hijau, kecuali pada tumbuhan yang umurnya pendek
Fungsi
batang bagi tumbuhan yaitu :
1.
Mendukung bagian tumbuh-tumbuhan yang ada di
atas tanah
2.
Memperluas asimilasi dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalamruang sehingga dari segi kepentingan tumbuhan
bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan
3.
Jika pengangkutan air dan zat-zat makanan dari
bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah
4.
Tempat
penimbunan zat-zat makanan cadangan
Berdasarkan tampak
tidak batang pada suatu tanaman maka tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan
yang tidak berbatang (planta acualis) dan tumbuhan yang berbatang jelas. Pada
tumbuhan yang berbatang jelas dapat dibedakan atas :
1.
Batang
basah (herbaceous)
2.
Batang
berkayu (lignosus)
3.
Batang
rumput (calmus)
4.
Batang
mendong (calamus)
Macam-macam bentuk
batang :
a.
Bulat
(teres)
b.
Bersegi
(angularis), bersegi tiga (triangularis) dan bersegi empat (quadrangularis)
c.
Pipih
: filokladia, dan kladodia
Dilihat dari
permukaannya batang tumbuh-tumbuhan juga memperlihatkan sifat yang
bermacam-mcam seperti :
a.
Licin
(laevis)
b.
Berusuk
(costatus)
c.
Beralur
(sulcatus)
d.
Bersayap
(alatus)
e.
Berambut
(pilesus)
f.
Berduri
(spinosus)
g.
Memperlihatkan
bekas-bekas daun
h.
Memperlihatkan
banyak lenti sel
i.
Keadaan-keadaan lain seperti lepasnya kerak
Arah
tumbuh batang pada tumbuhan dibedakan atas 8 macam yaitu :
1.
Tegak
lurus (erectus)
2.
Mnggantung
(dependens, pendulus)
3.
Berbaring
(humifusus)
4.
Menjalar
atau merayap (repens)
5.
Serong
ke atas atau condong (ascendes)
6.
Mengangguk
(nutans)
7.
Memanjat
( scandens)
8.
Membelit
(volubilis)
a.
Membelit kekiri (sinistrorsum volubilis)
b. Membelit ke kanan (dextrorsum volubilis)
Percabangan
pada batang umumnya dibedakan tiga macam cara percabangan yaitu :
1.
Percabangan
monopodial
2.
Percabangan
simpodial
3.
Percabanagan
dikotom atau menggarpu
Cabang-cabang pada
suatu tumbuhan biasanya membentuk sudut tertentu dengan batang pokoknya. Dilihat
dari besar kecilnya sudut ini maka arak tumbuh cabang pada suatu tanaman
berlainan. Umumnya orang membedakan arah tumbuh cabang adalah sebagai berikut :
1.
Tegak
(fastigiatus)
2.
Condong
ke atas (patens)
3.
Mendatar
(horizontalis)
4.
Terkulai
(declinatus)
5.
Bergantung
(pendulus)
V.
ANALISIS DATA
Pada pengamatan praktikum kali ini, digunakan beberapa jenis batang
tumbuhan untuk mengetahui bermacam-macam bentuk batang, arah tumbuh batang,
permukaan batang dan modifikasinya.
1. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis :
Liliopsida
Ordo :
Cyperales
Family :
Cyperaceae
Genus :
Cyperus
Species :
Cyperus rotundus
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada rumput teki merupakan
tumbuhan berhabitus teki-tekian, bertipe batang mendong karena memiliki ruas-ruas yang lebih panjang daripada tipe rumput,
dan berbentuk segitiga, karena pada umumnya suku cyperaceae memiliki batang berbentuk segi tiga. Batangnya berwarna hijau dengan permukaan yang licin. Arah tumbuh
batang pada tumbuhan rumput teki adalah tegak karena batang tegak, tumbuh lurus
ke atas. Percabangan pada rumput teki adalah monopodial. Cara
percabangan monopodial yaitu jika batang pokok selalu tampak jelas, karena
lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) daripada
cabang-cabangnya.
Rumput teki (Cyperus
rotundus) memiliki cabang khusus atau
modifikasi dari cabang berupa stolon (geragih). Stolon yaitu cabang
kecil yang tumbuh horizontal di permukaan tanah atau dibawah permukaan tanah
dan dari buku ‐ bukunya ke atas keluar
tunas baru dan ke bawah tumbuh akar‐akar. Daunnya berjumlah 4-10 helai yang
terkumpul pada pangkal batang. Bentuk dari daunnya adalah pita bersilang sejajar dengan pangkal dan ujung
daun yang rata dan runcing, tepi dari daunnya adalah rata dan pertulangan
daunnya sejajar serta permukaan atas berwarna hijau mengkilat. Rumpu teki
memiliki akar dengan pelepah daunnya tertutup tanah.
Rumput
teki adalah tanaman berupa rumput dengan periodesitas annual, dan sistem perakaran dari rumput teki adalah
serabut. Tanaman
ini tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari,
seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan, atau di lahan
pertanian, dan tumbuh sebagai gulma yang susah diberantas.
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985), batang mendong (calamus), seperti batang rumput, tetapi
mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grassus L.) dan tumbuhan
sebangsa teki (Cyperaceae), lainnya.
2. Mendong (Fimbrystilis sp)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Family : Cyparaceae
Genus :
Fimbrystilis
Species :
Fimbrystilis sp
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada mendong merupakan tumbuhan berhabitus
herba, bertipe batang mending karena memiliki ruas-ruas
yang lebih panjang daripada tipe rumput, dan batang berbentuk segitiga, bentuk batang termasuk bangun segitiga, batangnya
berwarna hijau dengan permukaan batang
licin, dan arah tumbuh batang tegak lurus. Tipe percabangan tumbuhan ini
monopodial, yaitu batang pokoknya tampak jelas, karena lebih besar dan lebih
panjang daripada cabang-cabangnya.. Pada pengamatan juga didapat bagian-bagain
daun yaitu batang, daun, dan akar. Tanaman mendong memiliki ciri-ciri batang
yang serupa dengan rumput teki tapi tanaman ini lebih besar.
Mendong adalah salah satu tumbuhan yang hidup di rawa,
tanaman ini tumbuh di daerah yang berlumpur dan memiliki
air yang cukup. Mendong merupakan salah satu jenis rumput, dan biasanya
tumbuh dengan panjang lebih kurang 100 cm. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan
annual, yaitu tumbuhan yang berumur pendek, yakni kurang dari 1 tahun sudah
mati atau paling lama dapat mencapai umur satu tahun, setelah itu tanaman ini
akan mati. Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dengan bangun daun pita dan
warna batang hijau.
3. Pisang (Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus :
Musa
Species :
Musa paradisiaca L.
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada pisang merupakan tumbuhan berhabitus
herba, bertipe batang basah yaitu batang yang lunak dan berair,
mempunyai bentuk batang yang bulat dengan permukaan batang yang licin. Arah
tumbuh batang pada tumbuhan pisang adalah tegak karena batang tegak, tumbuh
lurus ke atas. Percabangan
pada pisang adalah monopodial. Cara percabangan monopodial yaitu jika batang
pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat
pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya. Pada
pengamatan juga didapat bagian-bagian tanaman pisang yaitu, batang sejati,
batang semu, daun, tangkai daun, pelepah daun, ibu tulang daun, dan akar.
Batang pisang dibedakan menjadi dua macam yaitu batang
asli yang disebut bonggol dan batang semu atau juga batang palsu. Batang
pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Bonggol
berada di pangkal batang semu dan berada di bawah permukaan tanah serta
memiliki banyak mata tunas yang merupakan calon anakan tanaman pisang dan
merupakan tempat tumbuhnya akar. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada
bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Sedang yang berdiri
tegak di dalam tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu.
Batang semu tersusun atas pelepah-pelapah daun yang saling menutupi, tumbuh
tegak dan kokoh seperti
batang tanaman, serta berada di atas permukaan tanah. Daun yang paling muda
terbentuk dibagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus tumbuh
memanjang, kemudian secara progresif membuka. Helaian daun bentuknya lanset memanjang, mudah koyak,
permukaan bawah berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai
tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan menyirip, warnanya hijau
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan bieneal, yaitu tumbuhan
yang untuk hidupnya, mulai tumbuh sampai menghasilkan biji (keturunan baru)
memerlukan waktu 2 tahun. Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah
ditemukan tanaman pisang. Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung
pertumbuhan pisang. Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Pada
kondisi tanpa air, pisang
masih tetap tumbuh karena air disuplai dari batangnya yang berair tetapi
produksinya tidak dapat diharapkan.
4. Kembang telang (Clitoria ternatea L.)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Family : Fabaceae
Genus :
Clitoria
Species :
Clitoria ternatea L.
Sumber : Cronquist.
1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada
kembang telang merupakan tumbuhan berhabitus herba, tipe batang herbaceous. Bentuk
batang bulat dan pada permukaannya memiliki rambut-rambut kecil. Arah tumbuhnya
membelit ke kiri (sinistrorsum volubilis) karena arah belitan yang
berlawanan arah putaran jarum. Batang tanaman ini naik ke atas dengan
menggunakan cabang pembelit dan meliliti penunjangnya yang jika kita ikuti
jalannya batang yang membelit itu, maka penunjang akan selalu berada di sebelah
kiri kita. Cabang-cabangnya merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai
ruas-ruas yang cukup panjang atau bersifat sirung panjang. Percabangan pada pisang adalah monopodial. Cara percabangan monopodial yaitu
jika batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang
(lebih cepat pertumbuhannya) daripada cabang-cabangnya. Pada
pengamatan didapat juga bagian-bagian kembang telang, yaitu batang, daun,
bunga, buku-buku batang, dan ruas-ruas batang.
Tumbuhan
ini termasuk tumbuhan anual, yaitu tumbuhan yang berumur pendek, yakni umurnya
kurang dari 1 tahun. Kembang
telang adalah tumbuhan merambat yang biasa ditemukan di pekarangan atau tepi
hutan. Tumbuhan anggota polong-polongan ini berasal dari Asia tropis, namun
sekarang telah menyebar ke seluruh daerah tropika.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (1985), arah tumbuh batang kembang telang adalah membelit ke kiri.
5. Sirih (Piper betle L.)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus :
Piper
Species :
Piper betle L.
Sumber : Cronquist.
1981
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada
sirih merupakan tumbuhan berhabitus
herba, bertipe batang
herbaceous,
yaitu batang yang lunak dan berair. Bentuk
batangnya bulat dengan permukaan yang beralur. Arah
tumbuh batangnya memanjat kesegala bidang, baik bidang rata maupun tidak. bentuk batang bulat, permukaan batang licin, arah tumbuh batang memanjat dan merupakan tipe
percabangan batang monopodial. Pada pengamatan juga didapat bagian-bagian sirih
yaitu, batang, tangkai daun, helaian daun, buku-buku batang, dan akar pelekat.
Batang tanaman sirih berwarna coklat kehijauan, beruas dan
merupakan tempat keluarnya akar. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung,
tangkainya agak panjang, tepi
daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun tipis. Permukaan daun berwarna
hijau dan licin.
Pada tanaman sirih ini memiliki alat khusus yang
digunakan untuk memanjat, yakni akar pelekat. Akar pelekat adalah akar yang
pada tanaman sirih merupakan suatu modifikasi untuk memenuhi fungsinya dari
akar, yaitu akar-akar yang keluar pada buku-buku batang tumbuhan memanjat dan
berguna untuk melekatkan diri pada penunjangnya
Tumbuhan
ini termasuk tumbuhan bieneal. Tanaman
sirih dapat tumbuh baik di daerah dengan iklim sedang sampai basah. Sirih dapat
ditemui mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi dengan
ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Tanaman sirih menyukai tempat-tempat
yang mendapat cahaya matahari penuh.Sirih dapat tumbuh pada berbagai jenis
tanah dengan struktur sedang. Sebaiknya sirih ditanam pada tanah yang subur, berhumus, kaya
akan hara dan gembur
Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (1985), sirih memiliki arah
tumbuh batang yang memanjat pada akar perekatnya.
6. Bambu (Bambusa sp)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Family : Poaceae
Genus :
Bambusa
Species :
Bambusa sp
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bambu merupakan tumbuhan
berhabitus herba, bertipe batang berkayu yang mempunyai
batang yang cukup keras dan kuat karena sebagian besar batangnya terdiri atas
kayu dan berongga. Bentuk batangnya bulat bulat dan terdiri dari
ruas-ruas yang dibatasi oleh sekat antar ruas (buku). Setiap bagian buku bambu
(node) memiliki dua cincin, bagian bawah disebut dengan cincin kelopak/pelepah
yang merupakan tempat kelopak batang bambu melekat dan sering terlihat bekas
kelopak dibambu jika lepas. Sedangkan cincin bagian atas disebut dengan cincin
tunas, merupakan bekas yang muncul akibat dari tumbuhnaya ruas bambu. Permukaan batang yang licin, arah tumbuh batang tegak lurus dengan
tipe percabangannya yang simpodial. Arah tumbuh cabangnya tegak lurus. Warna
batangnya biasanya hijau dan jika sudah tua akan menguning atau cokelat.
Bambu tergolong
keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa),
berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,
dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang
bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas berongga, berdinding
keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang (Otjo dan Atmadja,
2006).
Arah pertumbuhan
biasanya tegak, kadang-kadang memanjat dan batangnya mengayu. Jika sudah
tinggi, batang bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunya seakan melambai.
Tanaman ini dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga
(Berlin dan Estu,1995)
Tumbuhan ini
termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan ini dapat hidup selama
bertahun-tahun, bahkan ratusan tahun. Tanaman bambu yang
tumbuh subur di Indonesia merupakan tanaman bambu yang simpodial, yaitu batang-batangnya cenderung
mengumpul didalam rumpun karena percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung
mengumpul. Batang-batang bambu muncul dari
akar-akar rimpang yang menjalar dibawah lantai. Batang-batang yang sudah tua
keras dan umumnya berongga, berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam
ruas-ruas. Pada bagian tanaman ini terdapat organ-organ daun yang
menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang. Biasanya pada batang
yang sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah batang
terdapat perpanjangan tambahan yang berbentuk segitiga dan disebut subang yang
biasanya gugur lebih dulu.
7. Kaktus (Opuntia vulgaris)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliphyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Caryophylales
Family : Cartoceae
Genus :
Opuntia
Species :
Opuntia vulgaris
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada
kaktus merupakan tumbuhan berhabitus herba berkayu, bertipe batang herbaceous yaitu batang yang lunak dan berair. Kaktus memiliki bentuk batang
pipih, yang biasanya selalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas
daun. Bentuk batang kaktus adalah kladodia yang maksudnya adalah batang
tersebut masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan. Kaktus memiliki
permukaan licin berduri, arah tumbuh batang yang tegak lurus, dan memiliki
percabangan monopodial.
Batang kaktus mampu
menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk
dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme
tertentu. Jadi kaktus dapat tumbuh dan hidup ditempat yang kekurangan air. Kaktus memiliki akar yang panjang
untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di
batangnya. Kaktus juga
memiliki daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi
penguapan air lewat daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi
terhadap herbivora. Kaktus termasuk ke dalam
golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya.
8. Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Family : Caricaceae
Genus :
Carica
Species :
Carica papaya L.
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada pepaya merupakan tumbuhan berhabitus
perdu, bertipe batang herbaceus, yaitu batang yang lunak dan berair. Batang tanaman berbentuk bulat lurus, di bagian tengahnya berongga, dan
tidak berkayu. Ruas-ruas batang merupakan tempat melekatnya tangkai daun yang
panjang, berbentuk bulat, dan berlubang. Daun pepaya berbagi menjari dengan
warna permukaan atas hijau-tua, sedangkan warna permukaan bagian bawah
hijau-muda. Pohon ini biasanya tidak bercabang dan terdapat benjolan bekas
tangkai daun yang sudah rontok. Daun terkumpul di ujung batang. Helaian
daunnya menyerupai telapak tangan manusia Apabila daun pepaya tersebut dilipat
menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut
simetris. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang
kuat.
Tanaman pepaya ini memiliki habitat
asli hutan tropis, tetapi dapat hidup subur di daerah tropis dan sub
tropis. Tanaman ini banyak ditanam di daerah kering atau basah, di
dataran rendah dan juga pegunungan dengan ketinggian sampai 1000 meter diatas
permukaan air laut.
9. Jambu biji (Psidium guajava L.)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Myrtaceae
Genus :
Psidium
Species :
Psidium guajava L.
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan pada jambu biji merupakan tumbuhan berhabitus pohon kecil, bertipe
batang berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batang memperlihatkan bekas
lepasnya kerak dan permukaan kulit luar
pohon jambu biji berwarna coklat. Arah
tumbuh batang tegak lurus dengan tipe
percabangan batang yaitu simpodial.
Jambu biji merupakan tumbuhan
berbiji belah. Tumbuhan biji belah
pada umumnya mempunyai batang yang di bagian bawahnya lebih besar dan keujung
semakin mengecil,jadi batangnya dapat di pandang sebagai suatu kerucut atau
limas yang amat memanjang dan mempunyai percabangan. Jambu biji memiliki cabang
sirung pendek (virgula atau virgula sucre
scens) yaitu cabang – cabang kecil dengan ruas – ruas yang pendek yang
selain daun juga merupakan pendukung bunga dan buah. Helaian daun
berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata
agak melekuk ke atas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna
hijau. Buah tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1-3 bunga,
berwarna putih. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau
sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak,
berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji banyak mengumpul di tengah,
kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecokelatan
10. Cemara (Casuarina equisetifolia L.)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Casuarinales
Family : Casuarinaceae
Genus :
Casuarina
Species :
Casuarina equisetifolia L.
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada cemara merupakan tumbuhan berhabitus pohon
kecil, bertipe batang berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batang berduri, arah
tumbuh batang tegak lurus dengan tipe percabangan tumbuhan
ini monopodial, yaitu batang pokoknya tampak jelas, karena lebih besar dan
lebih panjang daripada cabang-cabangnya. Arah tumbuh cabangnya adalah condong
ke atas. Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dan
batangnya berwarna kehitaman.
Pohon
cemara memiliki daun yang amat tereduksi menjadi seperti selaput kecil.
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan
hidup selama bertahun-tahun, bahakan selama ratusan tahun.
11. Ketapang (Terminalia catappa L.)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Family : Combretaceae
Genus :
Terminalia
Species :
Terminalia catappa L.
Sumber : Steenis. 2002
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada ketapang merupakan tumbuhan berhabitus
pohon kecil, bertipe batang berkayu, bentuk batang bulat , permukaan batang kasar,
arah tumbuh batang tegak lurus dengan tipe percabangan batang yaitu monopodial
karena batang pokok selalu lebih jelas, lebih besar, dan lebih besar dari pada
cabang-cabangnya.
Pohon ketapang
mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang khas. Cabangnya mendatar dan tajuknya
bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda. Tingginya
dapat mencapai 35 meter. Daun ketapang lebar berbentuk bulat telur dengan
pangkal daun runcing dan ujung daun lebih tumpul. Pertulangan daun sejajar
dengan tepi daun berombak. Warna daun tumbuhan ini yaitu hijau dan batangnya
berwarna cokelat
Tumbuhan
ini termasuk tumbuhan menahun, yaitu tumbuhan yang dapat bertahan hidup selama
bertahun-tahun, bahkan selama ratusan tahun. Habitat yang di sukai oleh pohon
ketapang adalah daerah dataran rendah termasuk daerah pantai hingga ketinggian 500 meter dpl. Pohon ini menggugurkan daunnya
hingga dua kali dalam setahun sehingga tanaman ini mampu bertahan menghadapi
bulan-bulan yang kering
.
12. Bogenvil (Bougainvillea
spectabilis)
Klasifikasi:
Kingdom :
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Carryophyllales
Family : Nyctaginaceae
Genus :
Bougainvillea
Species :
Bougainvillea spectabilis
Sumber : Rukmana. 1995
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan pada bogenvil merupakan tumbuhan berhabitus
perdu, bertipe batang berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batang berduri,
arah tumbuh batang memanjat dengan tipe percabangan
batang simpodial karena batang pokok
sukar ditentukan, batang kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya
dibandingkan dengan cabangnya.
Bogenvil bercabang dan
beranting banyak, sehingg bila tanaman ini dibiarkan tumbuh secara alami dapat
mencapai ketinggian 15 meter. Pada bagian batang, cabang, atau ranting terdapat
duri-duri yang bentuknya “kait” sebagai alat pemanjat. Daun-daun tumbuh rimbun
secara tunggal, bentuknya mirip jantung hati yang dasarnya agak bulat dengan
warna hijau tua namun ada bercampur kekuning-kuningan.
Pada
tanaman ini terdapat dua macam bunga yaitu asli dan palsu (Bractea). Bunga asli
bentuknya seperti tabung, berukuran kecil dan panjangnyaa sekitar 2 cm, serta
berwarna putih. Sedangkan bunga palsu tampak cantik tersusun dalam tangkai yang
lebat dan menjuntai. Bunga palsu ini adalah daun penumpu yang berfungsi sebagai
perhiasan bunga.
Bogenvil termasuk suku kampah-kampahan atau famili Nyctaginaceae. Tanaman
ini hidupnya menahun. Tanaman
Bugenvil dapat hidup dengan baik di tempat– tempat yang terbuka atau di tempat
yang terlalu terlindungi oleh cahaya matahari, baik di dataran rendah maupun
dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1 – 1000 m diatas permukaan laut.
I.
KESIMPULAN
1.
Bentuk
atau tipe batang pada tumbuhan antara lain: batang basah, batang berkayu,
batang rumput, dan batang mendong.
2.
Arah tumbuh batang dibedakan menjadi tegak lurus,
menggantung, berbaring, menjalar atau merayap, serong ke atas atau condong,
mengangguk, memanjat, dan membelit kiri atau kanan.
3. Permukaan
pada batang, dapat dibedakan menjadi permukaan yang licin, berusuk, beralur,
bersayap, berambut, berduri, memperlihatkan berkas-berkas daun, memperlihatkan
berkas-berkas daun penumpu, memperlihatkan banyak lentisel, serta
keadaan-keadaan lain, misalnya lepasnya kerak.
4. Bentuk
atau tipe batang yang diamati pada praktikum ini:
a.
Herbaceus,
terdapat pada tumbuhan pisang, kembang telang, sirih, dan pepaya.
b.
Berkayu,
terdapat pada tumbuhan bambu, jambu biji, cemara, ketapang, dan bogenvil
c.
Mendong,
terdapat pada tumbuhan rumput teki dan mendong
5. Arah
tumbuh batang yang diamati pada praktikum ini:
a.
Tegak lurus,
terdapat pada tumbuhan rumput teki,
mendong, pisang, bambu, kaktus, pepaya, jambu biji, dan cemara.
b.
Membelit,
terdapat pada tumbuhan kembang telang.
c.
Memanjat, terdapat
pada tumbuhan sirih dan bogenvil.
6. Permukaan
batang yang diamati pada praktikum ini:
a.
Licin, terdapat
pada tumbuhan rumput teki, mendong, pisang, dan bambu
b.
Berambut,
terdapat pada tumbuhan kembang telang.
c.
Beralut,
terdapat pada tumbuhan sirih.
d.
Berduri,
terdapat pada tumbuhan cemara, kaktus, dan bogenvil.
e.
Kasar, terdapat
pada tumbuhan ketapang.
f.
Memperlihatkan
bekas-bekas daun, terdapat pada tumbuhan pepaya
g.
Lepasnya kerak,
terdapat pada tumbuhan jambu biji.
0 komentar:
Posting Komentar